LEWAT lorong yang kosong, tampaklah harta purbakala tersisa yang masih disimpan Negeri Afganistan. Dalam cahaya muram, museum yang tertutup sejak 1999 itu hanya mengoleksi 50 artifak, dari tembikar zaman Paleolitik, koin-koin Yunani, hingga beberapa potongan arca Buddha, yang diletakkan seadanya di meja-meja kayu.
Museum ini dibuka Kamis pekan lalu, setelah selama dua minggu sebelumnya terjadi pemusnahan besar-besaran aneka arca kuno oleh pemerintahan Taliban. Seorang staf museum menyebut 40 patung kuno telah dihancurkan sesuai dengan perintah pemimpin tertinggi Taliban, Mohammed Omar, untuk mengikis yang disebut pemujaan berhala. Di Provinsi Bamiyan, dua artifak raksasa penting peninggalan periode Buddha berusia 1.500 tahun telah dihancurkan dengan menggunakan dinamit.
"Kami di sini menunjukkan kepada Anda apa yang kami miliki. Tak ada lagi patung yang tersisa," ujar Ahmed Yar, Presiden Museum Nasional Afganistan, kepada wartawan saat pembukaan museum itu. Seolah mewakili Taliban, ia melanjutkan, "Kami tidak menentang kebudayaan mana pun. Yang kami hancurkan adalah yang melawan Islam."
Dwi Arjanto (dari berbagai sumber)
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini