LAPORAN pelecehan seksual di gereja-gereja Katolik menyulut kontroversi di Vatikan. Harian di Kota Roma, Italia, la Republica, Selasa pekan lalu menyebut dokumen tentang sejumlah pendeta dan misionaris yang telah bersebadan dengan para suster, di antaranya berupa pemerkosaan yang menyebabkan mereka melakukan aborsi. Kasusnya terjadi di 23 negara, termasuk Amerika Serikat, Brasil, Filipina, India, Irlandia, dan Italia.
Atas laporan tersebut, Vatikan berjanji melakukan investigasi internal, tapi membantah kasus pelecehan seksual itu sudah merebak luas. Laporan itu mengingatkan pada kontroversi serupa beberapa tahun lalu. Februari 1995, Maura O'Donohue, suster sekaligus dokter, melaporkan kasus-kasus serupa yang terjadi di Afrika. Pada 1998, Marie McDonald, pemimpin tertinggi misionaris Our Lady di Afrika, diketahui juga menyusun laporan tentang "Pelecehan Seksual dan Pemerkosaan Para Pendeta dan Uskup".
Navarro-Valls, juru bicara Takhta Suci, menyebut, "Kita bekerja di dua dunia, membina masyarakat dan menemukan solusi untuk kasus individu. Banyak di antara pendeta dan misionaris itu hidup dalam situasi psikologis yang ekstrem dan bekerja kelewat keras, mendekati batas ketahanan manusia." Sebegitu jauh, Vatikan menyatakan kasus-kasus tak terpuji tersebut tak mungkin menggoyahkan mereka menjalankan tugas-tugas keagamaan.
Dwi Arjanto (dari berbagai sumber)
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini