Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Poin penting
Kejaksaan Amerika Serikat mendakwa Apollo Quiboloy, penasihat Presiden Filipina Rodrigo Duterte, dalam kasus perdagangan seks.
Laut Cina Selatan kembali memanas setelah Jepang dan Amerika Serikat menggelar latihan anti-kapal selam.
Sejumlah negara ASEAN menolak kehadiran junta militer Myanmar dalam pertemuan puncak regional yang diampu Cina.
FILIPINA
Penasihat Duterte Didakwa dalam Kasus Perdagangan Seks
KEJAKSAAN Amerika Serikat mengajukan tuntutan pidana terhadap Apollo Quiboloy, penasihat spiritual Presiden Filipina Rodrigo Duterte, dalam kasus perdagangan seks pada Kamis, 19 November lalu. Quiboloy adalah pemimpin Kerajaan Yesus Kristus (KJC), gereja besar yang bermarkas di Filipina.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Quiboloy didakwa telah merekrut perempuan berusia 12-25 tahun untuk bekerja sebagai asisten pribadi, yang disebut "pastoral". Di bawah ancaman kekerasan fisik dan verbal, para korban dipaksa menyiapkan makan untuk pastor 71 tahun itu, membersihkan tempat tinggalnya, memijat, dan berhubungan seks, yang disebut "tugas malam". “Quiboloy dan pengurus KJC mengatakan kepada 'pastoral' bahwa melakukan 'tugas malam' adalah 'kehendak Tuhan' dan hak istimewa, serta komitmen itu perlu ditunjukkan dengan memberikan tubuh mereka kepada terdakwa Quiboloy sebagai 'Anak Tuhan yang Ditunjuk',” demikian bunyi dakwaan tersebut.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Kejaksaan mendakwa Quiboloy dan delapan pengurus KJC dalam berbagai kasus, termasuk perdagangan seks dan pelanggaran imigrasi. Polisi telah menangkap tiga di antaranya, yakni Felina Salinas, Maria de Leon, dan Bettina Padilla Roces. Quiboloy masih bebas dan diduga berada di Kota Davao, Filipina. Menteri Kehakiman Filipina Menardo I. Guevarra menyatakan mereka belum menerima permintaan ekstradisi dari Amerika untuk Quiboloy.
JEPANG
Laut Cina Selatan Kembali Memanas
SUHU di Laut Cina Selatan kembali memanas setelah Jepang dan Amerika Serikat menggelar latihan anti-kapal selam bersama di perairan yang disengketakan banyak negara itu. Latihan itu melibatkan helikopter perusak JS Kaga, kapal perusak JS Murasame, kapal selam JMSDF, dan pesawat patroli maritim P-1 dari Jepang bersama kapal perusak USS Milius dan pesawat patroli maritim P-8A dari Amerika.
"Ini pertama kalinya (kami) melakukan latihan anti-kapal selam di Laut Cina Selatan. Fakta bahwa kami dapat melakukan latihan di laut mana pun menunjukkan tingkat interoperabilitas yang tinggi antara Jepang dan Amerika," kata Kepala Staf Pasukan Bela Diri Maritim Jepang (MSDF) Laksamana Hiroshi Yamamura dalam konferensi pers pada Selasa, 16 November lalu.
Menurut Global Times, latihan itu jelas menyasar kapal selam konvensional Tentara Pembebasan Rakyat Cina. Pakar militer Song Zhongping menyatakan kepada media pro-pemerintah Cina tersebut bahwa upaya Amerika dan Jepang untuk memburu kapal selam Cina hanya lamunan karena Laut Cina Selatan terlalu luas. Song menyarankan Cina terus melatih kekuatan angkatan lautnya dan bersiap untuk berperang.
CINA
ASEAN Menolak Partisipasi Junta Militer Myanmar
Tentara berjaga-jaga selama kudeta militer, di Yangon, Myanmar, 15 Februari 2021. REUTERS/Stringer/File Photo
UTUSAN Khusus Urusan Asia Kementerian Luar Negeri Cina Sun Guoxiang dilaporkan telah melobi negara-negara ASEAN untuk mengizinkan junta militer Myanmar menghadiri pertemuan puncak regional yang akan diampu Presiden Cina Xi Jinping pada 22 November 2021. Sumber-sumber diplomatik dan politik Reuters menyatakan Indonesia, Brunei Darussalam, Malaysia, dan Singapura menolak Min Aung Hlaing, pemimpin junta, hadir dalam forum tersebut.
Seorang diplomat menyatakan Sun Guoxiang menyambangi Singapura dan Brunei pada pekan lalu, tapi kedua negara itu menolak Ming Aung hadir dalam pertemuan tersebut. Sun kemudian menyampaikan kepada Min Aung bahwa Cina harus menerima sikap ASEAN.
ASEAN prihatin atas kudeta militer Myanmar yang memicu krisis politik dan kemanusiaan. Namun junta menolak utusan ASEAN yang datang untuk menemui para pemangku kepentingan, termasuk tahanan politik dan Aung San Suu Kyi, sebagai bagian dari penerapan lima konsensus ASEAN.
Juru bicara Kementerian Luar Negeri Cina, Zhao Lijian, membenarkan kabar bahwa Sun Guoxiang telah bertemu dengan Min Aung, tapi tak menguraikan isi pertemuannya. "Cina secara aktif mendukung Myanmar, anggota penting dari keluarga ASEAN, dalam bekerja sama dengan ASEAN untuk mengimplementasikan lima konsensus tentang Myanmar yang dicapai ASEAN," katanya dalam konferensi pers.
- Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
- Akses penuh seluruh artikel Tempo+
- Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
- Fitur baca cepat di edisi Mingguan
- Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo