Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Internasional

Penyerang Bermobil di Pasar Natal Jerman Anti Islam Keturunan Arab Saudi

Seorang pria keturunan Arab Saudi menyerang pengunjung di pasar natal di Jerman. Ia adalah psikiater yang mengklaim sebagai ateis.

22 Desember 2024 | 08.20 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TEMPO.CO, Jakarta - Tersangka pelaku penabrakan mematikan di pasar Natal di kota Magdeburg, Jerman, pada hari Jumat adalah seorang pengungsi dari Arab Saudi berusia 50 tahun. Dilansir dari France 24, dia berasal dari keluarga Syiah yang menyatakan dirinya sebagai seorang ateis dan anti-Islam.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Tersangka bernama Taleb Jawad al-Abdulmohsen telah tinggal di Jerman sejak 2006. Ia berpraktik sebagai psikiater di kota Bernburg, dekat Magdeburg. Ia tidak diketahui memiliki hubungan dengan para jihadis.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Abdulmohsen ditangkap di dalam mobil yang digunakan untuk penyerangan tersebut. Ia diduga sengaja menabrak kerumunan pengunjung acara Natal di Jerman utara pada Jumat malam, menewaskan lima orang dan melukai lebih dari 200 orang. Penabrakan itu terjadi delapan tahun setelah serangan serupa di pasar Natal di Berlin yang menewaskan 13 orang.

Pihak berwenang di Jerman mengatakan tanggal tersebut bukan suatu kebetulan. Pihak berwenang tidak mengatakan serangan itu berhubungan dengan kelompok Islam.

Di media sosial, Abdulmohsen menggambarkan dirinya sebagai korban penganiayaan yang telah meninggalkan Islam. Ia juga mengecam apa yang dikatakan sebagai Islamisasi Jerman.

Ia berasal dari keluarga Syiah di desa Hofuf di provinsi al-Ahsa yang mayoritas penduduknya beragama Syiah, di timur Arab Saudi. Dia tiba di Jerman pada 2006 dan diberikan status pengungsi 10 tahun kemudian, menurut media Jerman dan seorang aktivis Saudi.

Abdulmohsen tinggal dan bekerja di wilayah Saxony-Anhalt, yang ibu kotanya Magdeburg berjarak 130 kilometer (80 mil) di sebelah barat Berlin. Dalam wawancaranya dengan surat kabar Jerman Frankfurter Rundschau beberapa tahun lalu, ia mengatakan bahwa dirinya diancam akan dibunuh karena murtad.

Dalam wawancara yang tidak dipublikasikan di 2022, Abdulmohsen mengklaim sebagai ateis dari Arab Saudi. Ia mengatakan bahwa kaum muda di Arab Saudi tidak hanya melarikan diri dari pemerintah tetapi juga melarikan diri dari Islam.

"Pendidikan Islam yang ketat adalah penyebab semua permasalahan umat Islam, khususnya kaum wanita," katanya.

Beberapa media telah melaporkan adanya hubungan antara Abdulmohsen dan kelompok sayap kanan di Jerman. Ia dikenal baik di kalangan diaspora Arab Saudi di negara tersebut dan membantu para pencari suaka, khususnya perempuan.

"Dia adalah orang yang mengalami gangguan psikologis dengan rasa penting diri yang berlebihan," kata Taha Al-Hajji, direktur hukum Organisasi Hak Asasi Manusia Eropa Saudi yang berpusat di Berlin.

Hajji mengatakan Abdulmohsen adalah orang buangan di antara komunitas Arab Saudi di Jerman, meskipun ia bekerja menangani para pencari suaka.

Agustus lalu, ia mengunggah di media sosial: "Apakah ada jalan menuju keadilan di Jerman tanpa meledakkan kedutaan Jerman atau membantai warga negara Jerman secara acak? Saya telah mencari jalan damai sejak Januari 2019 dan belum menemukannya. Jika ada yang mengetahuinya, mohon beri tahu saya."

Dalam postingannya, ia mengutuk apa yang disebutnya "kejahatan yang dilakukan Jerman terhadap pengungsi Saudi dan penghalangan keadilan, tidak peduli berapa banyak bukti yang diajukan kepada mereka."

Pakar terorisme Jerman Peter Neumann mengomentari profil tersangka yang tidak biasa. "Setelah 25 tahun berkecimpung dalam terorisme, Anda pikir tidak ada yang bisa mengejutkan Anda lagi. Namun, seorang mantan Muslim Saudi berusia 50 tahun yang tinggal di Jerman Timur, mencintai AfD (partai sayap kanan Alternatif untuk Jerman) dan ingin menghukum Jerman atas toleransinya terhadap kaum Islamis, itu tidak ada dalam radar saya," kata Neumann, direktur Pusat Internasional untuk Studi Radikalisasi dan Kekerasan Politik di King's College di London dilansir dari Euronews.

Kementerian luar negeri Arab Saudi mengutuk serangan itu di X, tetapi belum menyebutkan hubungan tersangka dengan kerajaan. Arab Saudi dilaporkan telah mengeluarkan tuntutan terhadap Abdulmohsen atas tuduhan terorisme dan memfasilitasi penyelundupan wanita dari negara-negara Teluk ke Eropa.

Meskipun ada tuduhan ini, Jerman memberinya suaka pada tahun 2016 dan menolak mengekstradisinya ke Arab Saudi.

Dewi Rina Cahyani

Dewi Rina Cahyani

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus