Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Internasional

Peraih Nobel Perdamaian Ales Bialiatski Tak Masuk Daftar Pertukaran Tahanan

Para pendukung peraih nobel perdamaian Ales Bialiatski kecewa karena dia tidak masuk dalam daftar pertukaran tahanan antara timur dan barat.

4 Agustus 2024 | 20.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TEMPO.CO, Jakarta - Para pendukung peraih Nobel perdamaian dari Belarus Ales Bialiatski pada Kamis, 1 Agustus 2024 kecewa karena Bialiatski tidak masuk dalam daftar pertukaran tahanan antara timur dan barat. Itu adalah pertukaran tahanan terbesar sejak perang dingin.  

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Kekecewaan juga dirasakan oleh sekutu-sekutu Bialiatski dan tahanan warga negara Belarus lainnya karena mereka tidak dimasukkan dalam daftar tahanan yang akan dibebaskan. Di antara daftar tahanan yang dibebaskan adalah delapan warga negara Rusia, yang salah satunya didakwa pembunuhan. Ke-8 tahanan warga negara Rusia di barat itu, ditukar dengan 16 tahanan yang ada di penjara Rusia dan Belarus. Banyak tahanan politik tidak dibebaskan dalam program ini. 

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Beberapa tahanan politik warga negara Rusia yang dibebaskan dalam program ini seperti Ilya Yashin yang seorang aktivis oposisi. Dia sempat mengutarakan kemarahan pada Jumat 2 Agutus 2024 karena dideportasi dari negaranya, di mana hal ini bertolak belakang dengan kemauannya.    

Bialiatski, 61 tahun, adalah aktivis HAM. Dia divonis 10 tahun ke penjara karena dituduh mendanai unjuk rasa anti-pemerintah. Persidangannya pada 2023 dikecam oleh Amerika Serikat dan Uni Eropa dan menyebutnya sebagai hal memalukan. Bialiatski mendapatkan Nobel perdamaian pada 2022 atau setahun setelah dia ditahan. 

“Ketika kami mendengar ada kesepakatan pertukaran tahanan, kami berharap ada tahanan politik dari Belarus yang masuk dalam daftar yang dibebaskan. Tentu saja kami berharapnya sang pemenang Nobel perdamaian. Ini sungguh mengecewakan,” kata Alena Masliukova, anggota Viasna yakni lembaga HAM yang didanai Bialiatski.     

Di antara tahanan yang dibebaskan dalam program ini adalah Rico Krieger tahanan warga negara Jerman yang divonis hukuman mati atas dakwaan terorisme di Belarus. Menurut Viasna, ada sekitar 1.390 tahanan politik yang terkait gelombang unjuk rasa empat tahun lalu. 

Presiden Belarus Alexander Lukashenko sudah berkuasa sejak 1994. Dia menghadapi gelombang unjuk rasa besar-besaran setelah pemilu pada 2020 berujung sengketa. Ini adalah ujian terbesar selama masa pemerintahannya. 

Sumber: Reuters

Ikuti berita terkini dari Tempo.co di Google News, klik di sini

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus