Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Internasional

Kisruh Kremlin tentang Akhir Perang di Ukraina

Elite politik dan bisnis menginginkan perang Rusia-Ukraina dihentikan, tapi ragu Presiden Vladimir Putin akan melakukannya.

11 Juni 2023 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Poin penting

  • Banyak elite politik dan bisnis Rusia menginginkan perang dengan Ukraina dihentikan.

  • Sam Altman menyerukan perlunya regulasi internasional tentang kecerdasan buatan.

  • Donald Trump menghadapi tujuh dakwaan dalam kasus kepemilikan dokumen rahasia negara.

KEKISRUHAN mengenai akhir perang Rusia melawan Ukraina mulai menggerogoti Kremlin. Menurut Bloomberg, banyak elite politik dan bisnis yang sudah lelah dengan perang dan ingin menghentikannya, tapi ragu Presiden Rusia Vladimir Putin akan melakukan itu. Pandangan itu berasal dari pengakuan tujuh orang yang mengetahui situasi tersebut.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

“Ada kebuntuan elite. Mereka takut menjadi kambing hitam atas perang yang tidak bermakna,” kata Kirill Rogov seperti dikutip Bloomberg pada Jumat, 9 Juni lalu. Rogov adalah mantan penasihat pemerintah Rusia yang meninggalkan negara itu setelah Rusia menginvasi Ukraina dan sekarang mengepalai Re:Russia, lembaga penelitian berbasis di Wina, Austria.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Sejauh ini tidak ada yang mau menentang Putin. Namun para elite berharap konflik itu “dibekukan” dan memungkinkan Putin mengumumkan kemenangan Rusia atas beberapa wilayah Ukraina yang direbut. “Yang terbaik yang mereka harapkan adalah Rusia akan kalah tanpa rasa malu,” ujar Alexandra Prokopenko, mantan penasihat bank sentral Rusia yang sekarang bekerja di Carnegie Russia Eurasia Center di Jerman.

Namun Fedor Krasheninnikov, peneliti The Kennan Institute, lembaga penelitian Amerika Serikat tentang Rusia, mengklaim bahwa elite Rusia belum menunjukkan tanda-tanda akan melawan Putin. Sikap mereka masih demikian meskipun berbagai sanksi ekonomi dijatuhkan Barat terhadap para oligark.


Korea Selatan

Sam Altman Serukan Pengaturan AI

SAM Altman, CEO OpenAI, menyerukan perlunya regulasi internasional mengenai kecerdasan buatan (AI), teknologi yang mendukung ChatGPT, robot percakapan OpenAI yang terkenal. “Karena sistem ini menjadi sangat, sangat kuat, hal itu memerlukan perhatian khusus, dan berdampak global. Jadi itu juga membutuhkan kerja sama global,” kata Altman di Seoul, Korea Selatan, sebelum bertemu dengan Presiden Korea Selatan Yoon Suk-yeol, seperti dikutip CNN, pada Jumat, 9 Juni lalu.

Sam Altman, CEO OpenAI, di Tel Aviv, Israel 5 Juni 2023. Reuters/Amir Cohen

Altman bersama ratusan pakar teknologi informasi telah memperingatkan risiko kepunahan manusia akibat AI. Dia menyatakan bahwa memitigasi kemungkinan kepunahan itu “harus menjadi prioritas global”.

Pemerintah di banyak negara berada di bawah tekanan untuk segera mengatur AI. Presiden Yoon menekankan urgensi penetapan standar internasional untuk mencegah efek samping yang tidak diinginkan dari platform seperti ChatGPT. Bulan lalu, pejabat tinggi Amerika Serikat dan Eropa bertemu di Swedia untuk membahas pengawasan AI dan berjanji menetapkan suatu kode etik sukarela.



Amerika Serikat

Trump Terseret Kasus Dokumen Rahasia

MANTAN Presiden Amerika Serikat, Donald Trump, menghadapi tujuh dakwaan dalam kasus kepemilikan dokumen rahasia negara setelah dia meninggalkan Gedung Putih pada 2021. Dakwaan bagi politikus 76 tahun itu termasuk kepemilikan tak sah atas dokumen rahasia. Ini kasus kedua yang menyeret Trump ke pengadilan dan dakwaan federal pertama terhadap mantan presiden.

“Memang ada beberapa bahasa di dalamnya yang menunjukkan tujuh dakwaan itu. Tidak 100 persen jelas bahwa semua itu adalah dakwaan terpisah, tapi pada dasarnya mereka berasal dari Undang-Undang Spionase,” kata Jim Trusty, pengacara Trump, kepada CNN, Kamis, 8 Juni lalu. Dakwaan itu termasuk menghalangi proses peradilan, penghancuran atau pemalsuan catatan, konspirasi, dan pernyataan palsu dengan ancaman hukuman total 100 tahun penjara.

Tahun lalu, Biro Penyelidik Federal (FBI) menggeledah resor Trump di Mar-a-Lago, Florida, dan menyita 11 ribu dokumen negara, termasuk sekitar 100 dokumen yang tergolong rahasia. Menurut undang-undang, pejabat pemerintah, termasuk presiden, dilarang memindahkan atau menyimpan dokumen negara di lokasi yang tak sah.

Di platform media sosial Truth Social, Trump menyatakan dirinya tak bersalah dan pengadilan telah memanggilnya untuk datang ke sidang pada Selasa, 13 Juni mendatang. “Ini hari gelap bagi Amerika Serikat. Kita berada dalam kemerosotan yang serius dan cepat tapi secara bersama-sama kita akan Membuat Amerika Hebat Lagi,” tulis Trump.

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya
Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus