Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
MENTERI Pertahanan Prabowo Subianto menyodorkan proposal perdamaian untuk mengakhiri invasi Rusia ke Ukraina. Usul itu disampaikan saat dia berpidato dalam forum yang digelar International Institute for Strategic Studies atau Shangri-La Dialogue di Singapura pada Sabtu, 3 Juni lalu.
“Saya meminta Ukraina dan Rusia menghentikan permusuhan,” kata Prabowo. Menurut bekas Komandan Jenderal Komando Pasukan Khusus ini, perang Rusia-Ukraina telah mengganggu stabilitas ekonomi dan pasokan bahan pangan.
Prabowo mengusulkan kedua negara melakukan gencatan senjata dan mundur sejauh 15 kilometer dari wilayah gencatan. Selain itu, dia mendorong Perserikatan Bangsa-Bangsa membentuk pasukan perdamaian yang ditempatkan di zona demiliterisasi serta menggelar referendum kepada masyarakat yang tinggal di daerah tersebut.
Presiden Joko Widodo mengatakan proposal yang disampaikan Prabowo merupakan inisiatif pribadi. Presiden berjanji memanggil Menteri Pertahanan untuk meminta penjelasan. “Saya akan mengundang Menteri Pertahanan,” ucap Jokowi, Selasa, 6 Juni lalu.
Proposal Prabowo ditolak Ukraina karena dianggap membela kepentingan Rusia. Juru bicara Kementerian Luar Negeri Ukraina, Oleg Nikolenko, menyebutkan Rusia yang harus mundur dari wilayah Ukraina. Menurut dia, Ukraina berhak mengembalikan integritas wilayah sesuai dengan perbatasan yang diakui internasional.
- Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
- Akses penuh seluruh artikel Tempo+
- Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
- Fitur baca cepat di edisi Mingguan
- Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo