Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Internasional

Perang semesta setelah "cobra"

Iran meningkatkan serangan darat & udara. senjata & suku cadang yang baru dibeli dari as benar-benar dimanfaatkan. tapi kota basra tak juga jatuh. irak masih mengandalkan au dengan mengebom kota-kota di iran. (ln)

7 Februari 1987 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

BASRA, untuk kesekian kali, kembali menjadi kota mati. Ribuan penduduk mengalir tak putus-putus meninggalkan kota itu sejak gempuran artileri Iran, 9 Januari lalu. Sampai kini, pertempuran di medan terbuka antara 200.000 tentara Irak yang mempertahankan Basra - dan pasukan Iran masih berkobar. Kedua belah pihak sama-sama mengklaim sebagai pemenang. Di Baghdad, Presiden Saddam Hussein memberikan penghormatan tertinggi "Bintang Rafidian", kepada Menteri Pertahanan Jenderal Adnan Kheirullah. Ini sekadar memperkuat klaim Irak, petunjuk bahwa pihak merekalah yang unggul dalam perang, khususnya periode awal tahun ini. Dalam rapat pimpinan teras di Baghdad dilaporkan bahwa Irak berhasil mematahkan dan memukul mundur pasukan Iran di Selatan Basra, akhir pekan lalu. Bahkan tentara reguler Irak juga telah menghalau pasukan Iran, yang sebelumnya telah menduduki posisi melewati danau buatan, Danau Ikan, timur laut Basra. Menurut Jenderal Kheirullah, 80.000 tentara lawan tewas dan 250.000 lainnya luka-luka. Iran langsung menjawab sesumbar Irak. Operasi Karbala, seperti dicanangkan Teheran, sedikitnya menewaskan 2.700 serdadu Irak. Tidak cuma itu. Tentara Iran masih tetap menguasai semua posisi yang direbutnya, bahkan pasukan Pengawal Revolusi justru berhasil mendesak maju di sepanjang jalan yang merentang dari perbatasan menuju Basra. Satu hal yang sama-sama diakui kedua belah pihak, padang seluas 50 km2 yang ditumbuhi kurma dan rawa-rawa itu telah berubah menjadi ajang pembantaian. Bahkan awal pekan ini -- dalam suasana merayakan sewindu Revolusi Iran -- 11 batalyon, sebagian dari 100.000 personel yang akan yang menempati posisi 10 km front timur Basra segera diberangkatkan dari Kota Qom dan Isfahan. Ini untuk membantu 200.000 pasukan di sana, yang bertugas menggempur Basra tiga pekan lalu. Target Iran: merebut Basra sebelum Tahun Baru Syiah, 21 Maret nanti. Ofensif ke Basra dibarengi Iran dengan pengeboman ke atas beberapa kota strategis Irak: Baghdad dan Al-Amarah. Peluru kendali dan bom dimuntahkan dari pesawat tempurnya - termasuk F-4 Phantom buatan Amerika Serikat. Irak, masih dalam taktik lama, banyak bertumpu pada serangan udara. Sasarannya: Teheran, Qom, Esfahan Rezaiyeh, Mianeh Tabriz, dan beberapa kota lain. Hujan bom dan peluru kendali Irak yang menusuk ke jantung kota-kota Iran itu, agaknya, dimaksudkan juga untuk melumpuhkan lawan yang lebih banyak mengandalkan Pengawal Revolusi. Menurut laporan dari Teheran, dalam rangkaian serangan udara Irak sejak Januari lalu, 2.000 penduduk sipil tewas dan 7.000 lagi luka-luka. Untuk menghindari jatuh korban lebih besar, oleh PM Iran Hossein Mousavi, rakyat diperintahkan membuat lubang perlindungan dengan konstruksi beton. Tapi pesawat tempur Irak juga rajin menghajar sasaran di laut. Tanker Iran Khark III berbobot 137.895 ton dihancurkan dengan peluru kendali akhir pekan lalu, sekitar 20 mil dari terminal minyak Iran Khark, di kawasan Teluk Persia. Sehari sebelumnya, Irak juga menghantam supertanker 114.000 ton, Lady A berbendera Cyprus. Sejak pecah perang tahun ini, tercatat 11 kapal dan tanker minyak dibobol serangan udara kedua belah pihak. Dalam pertempuran kali ini, Iran menunjukkan kebolehannya menggunakan persenjataan AS yang baru dibeli pada tahun 1985 dan 1986. Secara efektif, Iran berhasil menangkis serangan Irak dengan persenjataan antitank dan antiserangan udara. Ofensif Karbala juga didukung skuadron helikopter AH-1 Cobra buatan AS. Beberapa peralatan yang difungsikan kembali, antara lain rudal antitank TOW, rudal antiserangan udara Hawk pesawat tempur, dan helikopter buatan AS. Lewat layar televisi dipertontonkan bekas tembakan meriam yang dimuntahkan dari AH-I Cobra ke arah sasaran Irak di pinggiran Basra. Agaknya, ratusan helikopter Cobra akan semakin mengangkat gengsi Iran. Teheran mengklaim berhasil merontokkan 85 pesawat tempur -- termasuk F-1 Mirage -- milik Irak. Hampir tidak mungkin mengecek kebenaran berita kemenangan Iran ataupun Irak, sedang banyak pengamat condong pada pendapat bahwa klaim Saddam Hussein pekan ini cuma "khayalan" belaka. Sampai kini, belum terlihat niat kedua pihak untuk mengakhiri perang yang paling tidak masuk akal itu. Pimpinan negara Islam yang berkumpul dalam konperensi puncak di Kuwait, bersama Sekjen PBB Javier Perez de Cuellar, mencoba mencari terobosan untuk mengakhiri kemelut itu. Sekjen PBB secara pribadi menemui Presiden Syria Hafez Al-Assad dan Raja Fahd dari Arab Saudi, dua kepala negara yang dianggap dekat dengan pihak yang bersengketa. Tapi tidak diperoleh penjelasan tentang hasil pembicaraan mereka. Usul pembentukan pasukan Islam yang netral datang dari Ketua PLO Yasser Arafat. Sebagai ketua komite jasa, untuk menyelesaikan konflik tersebut, Arafat mengusulkan penempatan pasukan perdamaian itu di sepanjang perbatasan yang menjadi ajang pertempuran. Iran sendiri secara terbuka menolak digiring untuk berdamai. Dengan persenjataan yang semakin lengkap, kelihatannya Iran kini justru lebih siap untuk mengadakan perang "semesta" atau total war antarkedua negara. A. Margana, Laporan kantor-kantor berita

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus