Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Internasional

Perebutan berdarah di kabul

Letkol abdul kadir, 37, mengangkat diri menjadi letjen & membunuh presiden mohamad daoud untuk merebut kekuasaan di afghanistan. daoud merampas kekuasaan dari raja zahir dan memerintah seperti raja. (ln)

6 Mei 1978 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

BERITA menarik pertama dari Radio Kabul pada 27 April siang itu adalah mengenai penangkapan 7 orang yang dituduh terlibat pada insiden yang mengakibatkan terbunuhnya pemimpin komunis Afganistan, Amir Kabir. Sebelum itu suasana politik memang telah memanas, tapi mencapai puncaknya pada saat pemakaman Kabir 2 hari sebelum kudeta berdarah itu. Tanda-tanda yang menunjuk ke arah terjadinya sesuatu yang istimewa di Afganisan diperoleh di perbatasan negara itu dengan Pakistan. Tiba-tiba saja perbatasan ditutup. Komunikasi ke dunia luar juga mendadak putus. Berita-berita selanjutnya diperoleh lewat kalangan diplomatik yang masih tetap memelihara hubungan radio dengan negara di sekitar Afganistan. Di Islamabad, para diplomat mengungkapkan berita yang mereka peroleh dari perwakilan mereka di Kabul. Dikabarkan bahwa perebutan kekuasaan itu dimulai dengan suatu pertempuran sengit antara pihak penguasa yang bertahan terhadap para pelaku kudeta pimpinan Letkol Abdul Kadir, 37 tahun. Pertempuran melibatkan sejumlah tank, artileri berat serta pesawat tempur yang digunakan menembaki istana Presiden Mohamad Daoud. Meski pertempuran berlangsung hingga hari Jumat, pada hari Kamis siang itu juga, Abdul Kadir -- yang langsung mengangkat diri menjadi letnan jenderal -- dan teman-temannya telah berhasil menguasai kota Kabul. Kemudian dikabarkan pertempuran sengit telah mengakibatkan jatuhnya banyak korban. "Mayat-mayat bergelimpangan di jalan-jalan," kata seorang diplomat di Islamabad. Di antara yang menjadi korban adalah Presiden Daoud dan saudaranya, Mohammad Naim, yang sehari-harinya menjadi penasehat sang kepala negara. Radio Pakistan yang mengutip Radio Kabul mengungkapkan bahwa pembunuhan atas diri Daoud dan Naim dilakukan karena "keduanya menolak untuk tampil di depan Dewan Revolusi meski telah berkali-kali diminta." Nepotisme Berita dari London memberikan kesan bahwa berita tergulingnya Daoud itu tidaklah terlalu mengejutkan Inggeris. Disebutkan oleh sebuah sumber intelejen di London bahwa sejak lama di Kabul telah timbul keresahan bahkan kecaman dari kalangan perwira militer terhadap Presiden Daoud. Pembaharuan konstitusi yang dijanjikan oleh Daoud ketika merampas kekuasaan dari tangan Raja Zahir di tahun 1973, ternyata tidak dilaksanakan secara semustinya. Pemerintah Afganistan yang republik -- sejak Daoud berkuasa di tahun 1973 -- dinilai oleh banyak kalangan di Kabul sebagai "tidak berbeda dengan kerajaan." Sebagai orang yang masih tergolong keluarga raja -- Raja Zahir adalah ipar Daoud -- Daoud memang kelihatan sulit melepaskan kebiasaan hidup dan memerintah dengan cara lama. Para pejabat yang diangkatnya kebanyakan masih terhitung keluarga, dan suatu nepotisme pun menguasai Afganistan. Dalam pidato pertamanya setelah berkuasa, Abdul Kadir -- perwira yang dulu mendukung Daoud ketika menggulingkan Zahir -- antara lain berkata: "Kami telah melenyapkan Daoud untuk selama-lamanya." Pernyataan itu amat sesuai dengan laporan para diplomat yang menyatakan bahwa Istana Daoud hancur oleh gempuran artieri dan pemboman udara. Kedutaan Perancis yang terletak di dekat istana itu juga menderita kerusakan berat. Tapi berita terakhir menyebutkan semua staf kedutaan berhasil menyelarmatkan diri. Bahkan keluarga Presiden Daoud ada yang menyelamatkan diri di kedutaan itu.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus