Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
TEMPO.CO, Jakarta - Otoritas penjara di negara bagian Uttar Pradesh, India, bersiap melaksanakan eksekusi mati dengan cara menghukum gantung pada seorang tahanan perempuan yang divonis hukuman mati pada 11 tahun silam.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
Jika eksekusi mati ini jadi dilaksanakan, maka ini akan menjadi yang pertama kalinya seorang perempuan di hukum mati di India sejak negara itu merdeka dari Inggris pada 1947.
Ilustrasi hukuman mati. abc.net.au, trbimg.com
Perempuan yang akan menjalani hukuman mati itu adalah Shabnam Ali, 38 tahun. Dia divonis mati setelah membunuh tujuh anggota keluarganya sendiri pada April 2008.
Pengadilan memvonisnya bersalah karena telah melakukan pembunuhan itu bersama kekasihnya Saleem, seorang laki-laki yang drop-out dari SMA dan bekerja sebagai seorang buruh harian.
Shabnam dan Saleem sangat ingin menikah, namun keluarga Shabnam melarang rencana pernikahan itu sehingga pembunuhan pun terjadi. Pasangan dimabuk asmara itu membunuh kedua orang tua Shabnam, dua abangnya berikut istri mereka.
Kejadian pembunuhan itu terjadi di rumah Shabnam di Amroha atau sekitar 380 kilometer dari Ibu Kota Locknow, India. Saat pembunuhan terjadi, Shabnam dalam posisi berbadan dua mengandung buah cinta dengan Saleem.
Dalam kejadian pembunuhan itu, Shabnam juga membunuh keponakannya yang berusia 10 bulan.
Di pengadilan tingkat pertama di Kota Amroha pada 2010, Shabnam dan Saleem dijatuhi hukuman mati. Pengadilan tingkat tinggi di Kota Allahabad memperkuat putusan tersebut. Pasangan itu lalu mengajukan banding ke Mahkamah Agung pada 2015, namun gagal.
Pada 2016, Presiden India Pranab Mukherjee menolak memberikan pengampunan kepada Shabnam. Pada Januari 2020, pengadilan tinggi juga tidak mengabulkan permohonannya yang meminta agar dilakukan peninjauan ulang.
Media lokal pada pekan ini mewartakan otoritas di distrik Mathura sedang bersiap melakukan eksekusi mati pada Shabnam. Hanya saja, tanggal pelaksanaan hukuman mati masih belum dikonfirmasi karena pengadilan Amroha belum mengeluarkan surat eksekusi.
Taj, 12 tahun, putra Shabnam, yang lahir di penjara dan sekarang tinggal bersama orang tua angkat, melakukan upaya terakhir untuk menyelamatkan ibunya dari eksekusi mati. Taj mengajukan permohonan kepada Presiden India Ram Nath Kovind agar meninjau kembali kasus ini dan memberikan pengampunan kepada Shabnam.
Sumber: asiaone.com