Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
TEMPO.CO, Jakarta - "Jika Anda bergetar dan geram setiap melihat ketidakadilan, maka Anda adalah kawan saya," begitulah ungkapan Che Guevara yang masih relevan hingga detik ini. Guevara juga menjadi tandem Fidel Castro ketika melakukan Revolusi Kuba. Mereka berperang bersama selama perang gerilya melawan diktator Kuba, Fulgencio Batista.
Ernesto Guevara de la Serna itulah nama pria yang lair di Rosario, Argentina pada 14 Juni 1928. Che Guevara merupakan anak tertua dari lima bersaudara dalam keluarga kelas menengah Argentina yang berafiliasi pada gerakan-gerakan kiri. Keluarga Guevara merupakan keturunan Spanyol dan Irlandia.
Sebelum bergabung dengan duo Castro, Raul dan Fidel, Guevara mengawali karirnya sebagai seorang mahasiswa kedokteran di University of Buenos Aires. Sebelum ia menyelesaikan studi kedokterannya pada tahun 1953, pandangannya diubah oleh kemiskinan yang dia lihat selama perjalanan sembilan bulan melalui Amerika Latin pada tahun 1951–1952.
Berdasarkan britannica.com, Guevara datang untuk melihat Amerika Latin bukan sebagai kumpulan negara-negara yang terpisah tetapi sebagai entitas budaya dan ekonomi, yang pembebasannya akan membutuhkan strategi antarbenua. Dalam hal ini pula ia beranggapan satu-satunya solusi terletak pada kekerasan revolusi.
Perjalanannya menyisir Amerika Latin ditemani oleh sahabatnya Alberto Granado dengan motor yang ia sebut The Powerfull. Perjalanan itu membawa mereka menyisiri daerah Argentina melalui Chili, Peru, Kolombia, dan terus ke Venezuela. Setelah itu Guevara melakukan perjalanan sendirian ke Miami, lalu kembali ke Argentina dengan pesawat.
Guevara tidak membiarkan perjalanannya tersebut dengan menghilangkan momen-momennya. Ia mengabadikan momen perjalanannya ke dalam jurnal—dan diterbitkan sebagai buku berjudul The Motorcycle Diaries: Notes on a Latin American Journey (2003) dan diadaptasi menjadi film sebagai The Motorcycle Diaries (2004).
Dengan revolusinya, Guevara menjadi seorang Marxis. Hal ini bermula ketika Guevara pergi ke Guatemala, di mana Jacobo Arbenz memimpin sebuah rezim progresif yang mencoba untuk membawa sebuah revolusi sosial pada 1953. Memasuki tahun 1954, Rezim Jacobo Arbenz digulingkan oleh pihak CIA (Centeral Intelligence Agency) karena menentang menentang pemerintah kiri progresif.
Pada 8 Oktober 1967, pemimpin gerilya Kuba, Che Guevara itu kemudian ditangkap bersama dengan pengikutnya di Bolivia.
GERIN RIO PRANATA
Baca: Hari-hari Terakhir Ikon Revolusi Che Guevara
Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini