Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Menteri Luar Negeri Amerika Serikat, Mike Pompeo, mengkaji penggunaan kata yang tepat untuk menggambarkan perlakuan pemerintah Cina terhadap warga minoritas Muslim Uighur di Provinsi Xinjiang.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Dia mengatakan ini saat ditanya media soal penahanan jutaan warga Uighur dalam kamp pelatihan oleh otoritas Beijing.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
“Kami mempertimbangkan bahasa yang kami gunakan, bagaimana kami menggambarkan itu,” kata Pompeo seperti dilansir Reuters pada Rabu, 23 September 2020.
Pompeo melanjutkan,”Saat AS berbicara soal kejahatan terhadap kemanusiaan atau genosida, kami harus sangat berhati-hati dan tepat karena itu mengandung makna yang besar.”
Ini terkait program penanganan ekstrimisme yang dilakukan pemerintah Cina terhadap warga Uighur di Provinsi Xinjiang.
Laporan PBB dan lembaga HAM internasional mengatakan pemerintah Cina menahan satu juta lebih warga di kamp-kamp pelatihan kerja.
Ini membuat warga terpisah dari keluarganya selama beberapa bulan dan tidak bisa berkomunikasi sama sekali.
Pemerintah Cina mengatakan langkah ini diambil untuk menangani ekstrimisme dan terorisme.
Pada pekan lalu, kementerian Perdagangan AS melarang kapal kargo yang membawa kapas dari Xinjiang untuk merapat di pelabuhan negara itu.
Ini karena ada laporan bahwa kapal kargo itu memuat kapas yang diproduksi menggunakan tenaga kerja paksa dari warga Uighur di Xinjiang.
Sumber: