Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Internasional

Presiden Sri Lanka Kabur, PM Wickremesinghe Nyatakan Kondisi Darurat

Presiden Presiden Sri Lanka Gotabaya Rajapaksa ke Maladewa dan Perdana Menteri Wickremesinghe mengumumkan keadaan darurat dan jam malam di Kolombo

13 Juli 2022 | 14.57 WIB

Masyarakat mengunjungi rumah Presiden Sri Lanka setelah Gotabaya Rajapaksa melarikan diri, di tengah krisis ekonomi negara, di Kolombo, 13 Juli 2022. REUTERS/Adnan Abidi
Perbesar
Masyarakat mengunjungi rumah Presiden Sri Lanka setelah Gotabaya Rajapaksa melarikan diri, di tengah krisis ekonomi negara, di Kolombo, 13 Juli 2022. REUTERS/Adnan Abidi

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x100

TEMPO.CO, Jakarta - Kaburnya Presiden Presiden Sri Lanka Gotabaya Rajapaksa ke Maladewa pada Selasa malam, 12 Juli 2022, membuat nasib penggantian pemerintahan yang dituntut pengunjuk rasa menjadi tidak jelas.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x100

Setelah pengunjuk rasa menguasai istana kepresidenan dan membakar rumah perdana menteri pada pada Sabtu, 9 Juli 2022, ketua parlemen mengumumkan bahwa Rajapaksa akan menyerahkan jabatan pada Rabu hari ini.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x600

Perdana Menteri Ranil Wickremesinghe juga menyatakan siap meletakkan jabatan.

Namun sepeninggal Rajapaksa, perailhan kekuasaan belum dilaksanakan. Bahkan PM Wickremesinghe mengumumkan keadaan darurat ketika beberapa ratus orang mengepung kantornya di Kolombo mencoba menerobos kompleks itu melewati polisi dengan perlengkapan anti huru hara. Polisi kemudian menembakkan gas air mata dan sebuah helikopter militer berputar-putar di atas.

"Perdana menteri sebagai penjabat presiden telah mengumumkan keadaan darurat (di seluruh negeri) dan memberlakukan jam malam di provinsi barat," kata sekretaris media Wickremesinghe, Dinouk Colombage, kepada Reuters. Provinsi Barat meliputi Kolombo.
 
Ketika berita tentang penerbangan presiden menyebar, ribuan orang berkumpul di lokasi protes utama di Kolombo meneriakkan "Gota pencuri, Gota pencuri", merujuk pada nama panggilan presiden.
 
Belum diketahui apakah pelarian Gotabaya mengakhiri kekuasaan dinasti Rajapaksa di Sri Lanka. Yang jelas kakak Gotabaya,  mantan perdana menteri Mahinda Rajapaksa dan mantan menteri keuangan Basil Rajapaksa, masih berada di Sri Lanka.

Protes terhadap krisis ekonomi telah membara selama berbulan-bulan dan memuncak akhir pekan lalu ketika ratusan ribu orang mengambil alih gedung-gedung penting pemerintah di Kolombo, menyalahkan Rajapaksa dan sekutu mereka atas inflasi yang tak terkendali, korupsi dan kekurangan bahan bakar dan obat-obatan.

Gotabaya Rajapaksa, istri dan dua pengawalnya meninggalkan bandara internasional utama dekat Kolombo dengan pesawat Angkatan Udara Sri Lanka, kata angkatan udara dalam sebuah pernyataan.

Sebuah sumber pemerintah dan seseorang yang dekat dengan Rajapaksa mengatakan dia berada di Male, ibu kota Maladewa. Presiden kemungkinan besar akan melanjutkan ke negara Asia lain dari sana, kata sumber pemerintah.

Reuters

 

Yudono Yanuar

Yudono Yanuar

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x100
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus