Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Internasional

Presiden Tandingan Maduro

VENEZUELA

25 Januari 2019 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar
Presiden Nicolas Maduro./REUTERS/Carlos Garcia Rawlins

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

KRISIS politik kembali mendera Venezuela. Perlawanan kubu oposisi terhadap pemerintah Presiden Nicolas Maduro menguat setelah Ketua Majelis Nasional Juan Guaido mendeklarasikan diri sebagai presiden sah Venezuela, Rabu pekan lalu.

Di depan ribuan pendukungnya yang menjejali jalan-jalan utama Ibu Kota Karakas, Guaido menyerukan gerakan untuk mengembalikan kemerdekaan dan demokrasi rakyat Venezuela dari tangan Maduro, yang disebutnya diktator dan tiran.

“Hari ini, dalam posisi saya sebagai Ketua Majelis Nasional, saya bersumpah untuk secara resmi mengambil alih kekuasaan eksekutif nasional sebagai Presiden Venezuela,” kata -Guaido, yang disambut sorak-sorai pendukungnya.

Guaido adalah politikus Partai Kehendak Rakyat dan memimpin blok oposisi yang menguasai mayoritas kursi di Majelis Nasional. Pria 35 tahun yang dilantik sebagai ketua parlemen pada 5 Januari lalu tersebut telah lama menjadi pengkritik Maduro.

Lebih dari 20 kepala negara, termasuk Amerika Serikat, Uni Eropa, Brasil, Kanada, Inggris, Paraguay, dan Argentina, mengakui Guaido sebagai presiden baru Venezuela. Namun Maduro, yang mendapat dukungan dari Rusia, Turki, dan Cina, menolak mundur.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini


 

THAILAND

Aktivis Anti-Junta Dibunuh Secara Keji

KEPOLISIAN Thailand mengungkap identitas dua mayat yang ditemukan di tepi Sungai Mekong. Berdasarkan hasil analisis DNA, keduanya dikenali sebagai aktivis anti-junta militer, Chatcharn Buppawan dan Kraidej Luelert.

Mayat mereka ditemukan pada akhir Desember lalu dalam keadaan terbungkus karung cokelat dengan balok beton sebagai pemberat. Beberapa hari sebelumnya, keduanya dilaporkan menghilang dari rumah mereka di Laos, di seberang timur Sungai Mekong, tempat mereka berlindung setelah kabur dari kejaran rezim militer Thailand.

“Tidak ada tanda-tanda lubang peluru ataupun luka bekas tikaman. Tapi ada luka di perut mereka yang telah dipotong terbuka dan diisi dengan beton dan diikat untuk membuatnya tenggelam,” kata Mayor Jenderal Polisi Thanachart Rodklongtan kepada Reuters, Rabu pekan lalu.

Sekelompok eksil Thailand di Laos acap dikaitkan dengan gerakan politik kaus merah, Front Persatuan untuk Demokrasi Melawan Kediktatoran. Sebagian besar dari mereka pernah turun dalam protes jalanan di Bangkok pada 2010, yang dibubarkan oleh militer.

Junta militer, yang berkuasa di Thailand sejak kudeta 2014, menolak dikaitkan dengan tewasnya dua aktivis tersebut. “Mereka tinggal di luar wilayah kami. Kami tidak bisa berbuat apa-apa,” ucap Komandan Wilayah Tentara Kedua, Letnan Jenderal Tharakorn Thamwinthorn.

 


 

MALAYSIA

Sultan Pahang Ditunjuk Jadi Raja

PERTEMUAN khusus anggota keluarga kerajaan Malaysia menunjuk Sultan Abdullah Sultan Ahmad Shah sebagai raja baru Malaysia, Kamis pekan lalu. Sultan Abdullah, penguasa Pahang­, menggantikan Sultan Muhammad V dari Kelantan, yang mengundurkan diri pada 6 Januari lalu setelah dua tahun bertakhta.

Para pemimpin kerajaan Malaysia mendapuk Sultan Abdullah untuk masa jabatan selama lima tahun. Delapan dari sembilan raja Malaysia berkumpul dalam persamuhan, termasuk Sultan Abdullah. Sedangkan Sultan Muhammad V tidak menghadiri pertemuan tersebut.

Sultan Abdullah, 59 tahun, akan dilantik sebagai Yang di-Pertuan Agong ke-16, kepala negara Malaysia, dalam sebuah upacara pada 31 Januari mendatang. “Pada pertemuan yang sama kemarin, Sultan Perak Nazrin Shah kembali terpilih sebagai wakil raja,” tulis The Straits Times, Jumat pekan lalu.

Raja Malaysia dipilih secara bergantian di antara sembilan sultan. Kesultanan Pahang mendapat giliran setelah Kesultanan Kelantan. Sesuai dengan urutan, ayah Sultan Abdullah, Sultan Ahmad Shah, 88 tahun, seharusnya menjadi raja. Namun, karena sakit, ia mundur dari takhta dan menyerahkannya kepada Sultan Abdullah, 15 Januari lalu.

Suksesi raja Malaysia kali ini berlangsung serba tak terduga. Sultan Muhammad V, 49 tahun, mundur secara mengejutkan satu bulan setelah kabar pernikahannya dengan seorang model Rusia, Oksana Voevodina, terungkap ke publik. Sultan Muhammad V tak mengungkap alasan pengunduran dirinya.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya
Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus