Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
TEMPO.CO, Jakarta - Paus Fransiskus yang merupakan pemimpin tertinggi Gereja Katolik wafat pada Senin, 21 April 2025, di kediamannya di Casa Santa Marta, Vatikan. Paus Fransiskus wafat pada usia 88 tahun.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
Usai wafatnya Paus Fransiskus, pemilihan paus baru akan digelar. Dilansir dari Al Jazeera, prosesnya bisa memakan waktu berhari-hari, berminggu-minggu atau bahkan lebih lama, tergantung pada suara para kardinal. Setiap hari, konklaf dapat mengadakan hingga empat putaran pemungutan suara untuk menghasilkan mayoritas dua pertiga yang dibutuhkan. Jika setelah 33 putaran masih belum ada keputusan, dua kandidat teratas akan saling berhadapan dalam pemungutan suara putaran kedua.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
Di antara sejumlah yang diprediksi akan menjadi paus adalah Kardinal Luis Antonio Tagle dari Filipina. Kardinal berusia 67 tahun ini dianggap berpeluang besar melanjutkan agenda progresif Paus Fransiskus.
Dilansir dari Newsweek, Tagle adalah seorang advokat untuk inklusi dan evangelisasi. Ia memiliki pengalaman signifikan dalam memimpin Kongregasi untuk Evangelisasi Bangsa-Bangsa dan merupakan tokoh tepercaya dalam lingkaran dalam Fransiskus.
"Secara keseluruhan, saya pikir fakta bahwa menurut hitungan saya lebih dari 100 pemilih paus yang memenuhi syarat ditunjuk oleh Fransiskus dapat berdampak besar pada hasilnya," kata Cristina Traina, seorang profesor di Universitas Northwestern. "Artinya, kita mungkin tidak akan bisa mengubah prioritas Fransiskus."
Tagle yang keturunan Asia, menarik perhatian. Agama Katolik tumbuh pesat di benua itu, terutama di Filipina.
Lahir pada 21 Juni 1957 di Manila, Filipina, Tagle telah lama dikenal karena wawasan teologisnya yang mendalam, kepedulian pastoralnya, dan komitmennya terhadap misi sosial Gereja. Dilansir dari Asian Journal, ia ditahbiskan sebagai pendeta pada 1982.
Tagle dengan cepat menarik perhatian karena kemampuannya memadukan ketelitian intelektual dengan hubungan yang mendalam dengan masyarakat, khususnya yang terpinggirkan. Kegiatan akademisnya membawanya meraih gelar doktor teologi dari Universitas Kepausan Gregorian yang bergengsi di Roma.
Karier gerejawi Tagle dimulai dengan pengangkatannya sebagai Uskup Imus pada 2001. Sejak 2011, ia menjadi Uskup Agung Manila. Pengaruhnya tumbuh secara signifikan. Ia amat peduli pada keadilan sosial, martabat manusia, dan pengentasan kemiskinan yang membuatnya dikagumi secara luas baik di Filipina maupun di seluruh dunia. Pada 2012, Paus Benediktus XVI mengangkatnya ke Dewan Kardinal, yang menandai dimulainya keterlibatannya yang signifikan dalam kepemimpinan Vatikan.
Jika terpilih, Tagle akan mengukir sejarah sebagai paus pertama dari Asia di era modern. Terpilihnya Tagle akan mencerminkan kehadiran Gereja yang semakin berkembang di belahan bumi selatan, khususnya di kawasan seperti Asia dan Afrika, tempat populasi Katolik berkembang pesat.
Akan tetapi pencalonannya bukannya tanpa tantangan. Kelompok konservatif dalam Gereja mungkin memandang sikap progresifnya terhadap isu-isu seperti perubahan iklim, pengentasan kemiskinan, dan hak-hak kelompok terpinggirkan terlalu erat kaitannya dengan agenda Paus Fransiskus. Sosok paus berikutnya akan menjadi taruhan apakah akan melanjutkan arah yang ditetapkan oleh Paus Fransiskus atau mengambil langkah yang lebih konservatif.