Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
TEMPO.CO, Jakarta - Perempuan di Iran menentang Undang-undang yang mengharuskan mereka menutupi rambut di depan umum. Unjuk rasa dilakukan dengan merekam diri mereka melepas jilbab sebagai tindakan menentang aturan tersebut.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
Para wanita mengunggah gambar diri mereka melepas jilbab. Unggahan ini untuk memprotes hukum Islam yang melarang wanita mengekspos rambut di depan umum.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
Unjuk rasa menentang aturan berjilbab itu, menurut Presiden Ebrahim Raisi, adalah promosi terorganisir korupsi moral dalam masyarakat Islam. Pemerintah mendeklarasikan 12 Juli sebagai “Hari Berhijab dan Kesucian." Pada hari itu diadakan kegiatan untuk mendukung peraturan yang mewajibkan perempuan berhijab. Pria telah menunjukkan solidaritas mereka saat wanita Iran melepas jilbab untuk memprotes hari itu.
Sebaliknya pada hari berhijab itu, kelompok-kelompok hak asasi Iran mendesak para wanita untuk secara terbuka melepas cadar dan melanggar aturan berpakaian Islami. Masih Alinejad, seorang jurnalis Iran-Amerika, penulis dan aktivis hak-hak perempuan, yang berjuang melawan cadar bagi perempuan di negara-negara Islam, mendukung langkah tersebut. “Perempuan Iran akan menggoyahkan rezim ulama dengan melepas hijab dan turun ke jalan di seluruh Iran," ujarnya.
Polisi telah menangkap wanita tak berjilbab terutama yang bekerja di transportasi umum, serta staf di kantor-kantor pemerintah, dan bank. Polisi moral ini juga telah mengamati fasilitas medis dan institusi pendidikan di banyak kota di Iran untuk memastikan para wanita menutupi kepala mereka.
Pihak berwenang Iran baru-baru ini menahan beberapa gadis remaja karena tidak mengenakan jilbab di kompetisi skateboard di Shiraz, sebuah kota di Iran selatan. Iran mewajibkan kaum perempuan mengenakan jilbab, yang menutupi kepala dan leher serta menyembunyikan rambut. Aturan di bawah hukum Islam ini telah berlaku sejak revolusi 1979. Sementara wanita Iran berjuang untuk dibebaskan dari kewajiban mengenakan jilbab.
Baca: Putin ke Teheran Bahas Suriah, AS Khawatir Iran Dukung Invasi Rusia ke Ukraina
OPINDIA