PESTA kemenangan Partai Konservatif Inggris baru akan
diselenggarakan Kamis depan. Tapi suasana suka cita sudah
terlihat di mana-mana begitu hasil pemungutan suara diumumkan,
akhir minggu lalu.
Margaret Thatcher, bintang Partai Konservatif, selepas mendapat
perpanjangan mandat sebagai perdana menteri tampak tak pongah.
Ia tetap tampil dengan dandanan biasa. Perubahan hanya pada
perhiasan. Kalau selama ini ia mengenakan sepasang kalung
mutiara sebagai perhiasan, pada hari perhitungan suara, 10 Juni,
ia menyematkan sebuah bros berlian pada blusnya yang berwarna
terang. Kepada massa yang mengelu-elukannya, Thatcher, ahli
kimia dan bekas konsultan hukum pajak, berjanji dalam masa
jabatannya yang kedua akan memperhatikan masalah pengangguran
dan perbaikan ekonomi -- yang jadi tema utama kampanyenya.
Kemenangan Partai Konservatif kali ini tercatat sebagai
kemenangan terbesar dalam sejarah Pemilu di Inggris selama empat
dekade terakhir. Dan sekaligus mengukuhkan Margaret Thatcher
sebagai tokoh terbesar dalam panorama politik Inggris setelah PM
Winston Churchill.
Data penghitungan memperlihatkan urutan kontestan utama pemilu
Inggris sebagai berikut: Partai Konservatif memperoleh 397 kursi
(sebelumnya 334 kursi), Partai Buruh beroleh 209 kursi (239).
Sisanya dibagi-bagi antara Liberal 17 kursi (13), Sosial
Demokrat 6 kursi (29), Skotlandia 2 kursi (2), dan Wales 2 kursi
(2).
Kemenangan Thatcher juga dielu-elukan pemimpin konservatif di
seantero dunia. Presiden Ronald Reagan langsung mengangkat
telepon dan menyampaikan ucapan selamat secara pribadi kepada
Thatcher. Bahkan ia secara guyon minta sang nyonya jadi manajer
kampanyenya dalam Pemilu AS 1984. Akan Kanselir Jerman Barat
Helmut Kohl memandang kemenangan ini sebagai "bukti kekuatan
Masyarakat Eropa dan NATO".
Di Paris, para pejabat Pakta Pertahanan Atlantik Utara (NATO)
yang sedang berkumpul menyebut kemenangan itu sebagai "dukungan
bagi keutuhan (NATO) dalam saat yang gawat". Nada lega juga
keluar dari diplomat Masyarakat Eropa di Brussels. Bahkan
Perdana Menteri Jepang Yosuhiro Nakasone pun ikut bersenang
hati. "Rakyat Inggris memang sudah ogah sosialisme," ujar
Nakasone.
Itikad Thatcher membendung kekuatan sosialis memang tidak perlu
diragukan. Segera setelah terpilih untuk masa jabatannya yang
pertama, Mei 1979, anak pemilik toko itu sudah mencanangkan
niatnya "meletakkan dasar untuk melancarkan perang suci melawan
sosialisme". Kremlin langsung menjuluki wanita bermata biru dan
berambut pirang ini: "Wanita Besi".
Kemenangan Thatcher kali ini pun langsung merupakan isyarat
buruk bagi Moskow. AS menjadi semakin mantap menempatkan 572
rudal di Eropa -- 160 di antaranya di Inggris. Beberapa pejabat
AS secara pribadi memandang kemenangan Thatcher sebagai
"dukungan yang menjamin keamanan dan kebijaksanaan pertahanan
Eropa".
Tapi di dalam negeri, terutama di lapangan ekonomi, Thatcher
justru diuji. Inflasi masih mengkhawatirkan. Angka pengangguran
mengambang di sekitar 3 juta. Bahkan dalam kampanye lalu,
situasi buruk ekonomi itu sempat dijadikan senjata utama
mengejek pemerintahan Partai Konservatif oleh Ketua Partai Buruh
Michael Foot.
Laju inflasi dan angka pengangguran itu tidak terlalu meresahkan
Thatcher. Ia optimistis bisa memperbaiki. Selama empat tahun
memerintah, ia berhasil menekan inflasi dari 21,9% menjadi 4,6%.
Jumlah pengangguran juga menurun -- cuma tipis. Sampai masa
kampanye lalu, angka pengangguran diperkirakan 3,17 juta atau
13,3% dari seluruh angkatan kerja di Inggris.
Tentang perbaikan ekonomi ini, empat tahun lalu, Thatcher pernah
mengatakan, "dibutuhkan dua kali masa jabatan untuk melempangkan
jalan ekonomi, politik, dan sosial Britania Raya". Kini harapan
Thatcher itu sudah kesampaian. Tinggal hasilnya.
Penjualan lebih banyak perusahaan negara kepada swasta merupakan
salah satu tindakan ekonomi yang akan ditempuh Thatcher di masa
datang. Dalam daftar perusahaan yang akan dijual itu terdapat
British Airways, British Leyland, galangan kapal, pabrik baja,
perusahaan telepon, dan sejumlah pabrik lainnya. Selain itu ia
juga akan memperketat anggaran belanja negara. Sejak 1979
anggaran ini meningkat 5% -- angka nyatanya tak diungkapkan.
Penghematan diperkirakan akan menyabet pula nasib pegawai
negeri. Thatcher tidak suka pada birokrasi yang longgar. Selama
ini ia sudah menyusutkan ribuan pegawai negeri. Jumlah
pengangguran yang bertambah akibat tindakan ini diharapkannya
bisa ditolong oleh terbukanya lapangan kerja dari sektor swasta
yang kini makin digalakkan.
Sektor pelayanan masyarakat juga akan mendapat perhatian.
Pelayanan kesehatan akan lebih dititikberatkan pada pengeluaran
perorangan. Tetapi Thatcher membantah tuduhan golongan kiri
bahwa dia akan menghapuskan sama sekali pelayanan kesehatan
pemerintah. "Kini terdapat 5.000 dokter lebih banyak ketimbang
pada saat saya mula memerintah," katanya.
Penduduk Inggris pun akan dirangsang untuk berwiraswasta.
Terutama membuka cabang usaha baru. Thatcher bahkan mengundang
perusahaan bis swasta untuk berkompetisi dengan sistem lalu
lintas kereta api dan trem yang dikuasai pemerintah.
Pembenahan kehidupan keluarga juga akan diprioritaskan Thatcher.
Ia ingin mempertahankan keluarga tradisional, dan memerangi apa
yang dinamakan Partai Konservatif "polusi moral". Thatcher
diduga bakal menetapkan peraturan pajak yang mendorong kaum
wanita lebih suka tinggal di rumah ketimbang bekerja.
Di lapangan pendidikan, sasaran Thatcher adalah usaha praktis
dalam menciptakan tenaga siap pakai. Sekolah swasta akan
digalakkan. Partai Konservatif berjanji menitikberatkan
pendidikan perguruan tinggi pada bidang sains dan teknologi.
Jurusan "kesenian" akan dikurangi.
Untuk mengunggulkan program yang ketat ini sudah tentu Thatcher
memerlukan para pembantu yang kuat. Dan langkah ke arah itu
sudah diayunkannya dengan merombak kabinet, Ahad lalu.
Menteri-menteri dengan "konservatisme terlalu lunak" digantinya
dengan yang lebih beringas.
Sir Geoffrey Howe maJu sebagau menlu menggantikan Francis Pym.
Howe sebelumnya menteri keuangan. Kedudukannya digantikan Nigel
Lawson yang sebelumnya menteri energi. Cecil Parkinson diangkat
sebagai menteri perdagangan dan industri, sementara kursi
menteri perburuhan tetap diserahkan pada Norman Tebitt yang
sudah kesohor keras menghadapi serikat buruh.
Susunan kabinet baru ini memang mencerminkan garis yang lebih
keras. Tapi Thatcher, 58 tahun, ibu dari sepasang anak kembar,
mengelak disebut "ekstrem kanan". "Selama empat tahun terakhir
ini saya bukan seorang ekstrem," katanya. "Sekarang pun tidak".
Kendati demikian Michael Foot, 69 tahun, yang akan berhenti
memimpin Partai Buruh Oktober depan, tetap memandang kemenangan
Margaret Thatcher dan Partai Konservatif sebagai "tragedi bagi
Inggris". Ia tak menjelaskan apa maksudnya.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini