Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Internasional

Putaran kedua di st. germain

Norodom Sihanouk mengadakan pertemuan kedua dengan PM Hun Sen di ST Germain-Enlaye, Paris. Sikap Phnom Penh terhadap khmer merah membingungkan. Sihanouk ditawari jadi presiden. Tentara Vietnam akan ditarik.

30 Januari 1988 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

DALAM kesulitan, citarasa tinggi boleh saja dipertahankan. Itulah Norodom Sihanouk, pemimpin pemerintah Koalisi Demokratik Kamboja (CGDK). Pertemuan kedua antara PM Hun Sen, yang mewakili pemerintah Phnom Penh, dan Sihanouk dilangsungkan di St. Germain-en Laye, sebuah kota kecil di luar Paris, Rabu pekan lalu. Perundingan ini -- kedua sejak Desember silam -- berlangsung dua hari. Pertemuan pertama, juga berlangsung di sebuah kota kecil dekat Paris -- Fere-en-Tardenois -- mengambil tempat di sebuah kastil yang terkenal dengan masakan Prancisnya. Di kastil itu Hun Sen telah dijamu Sihanouk dengan anggur tua dan hidangan Prancis terkenal, yakni daging babi hutan goreng. Tapi Rabu lalu Sihanouk, yang di masa jayanya rajin berkunjung ke restoran-restoran elite Prancis, memilih sebuah tempat yang tak begitu semarak untuk rendezvous mereka, walaupun sama mewahnya. Suguhan di situ lebih sederhana. Sekarang hanya anggur biasa dengan daging dan ikan bakar. "Hidangannya telah dipilih sendiri oleh pembantu Sihanouk. Kesederhanaan diperhatikan benar oleh Pangeran agar pertemuan itu tidak berubah menjadi pertemuan makan enak," kata seorang pejabat Hotel Pavillion Henri IV. Dari ruang yang digunakan untuk pembicaraan, orang bisa memandang lepas ke arah Paris yang indah. Tak banyak bisa diungkapkan dari hasil pertemuan tersebut. Tapi bekas raja Kamboja itu berketetapan hati untuk membentuk pemerintahan koalisi dua partai, terdiri dari kelompok Sihanouk dan penguasa Phnom Penh, tanpa mengikutsertakan KPNLF dan Khmer Merah. Dalam usia yang semakin lanjut, rupanya Sihanouk ingin lebih cepat kembali ke tanah airnya, walaupun untuk itu ia kehilangan dua unsur dari koalisi CGDK tersebut. Tapi Pangeran Norodom Ranaridh putra Sihanouk - yang bertindak sebagai juru bicara, bersuara lain lagi. Ranaridh mengatakan, "Kami lebih menginginkan Khmer Merah bersama kami daripada menjadi lawan kami," katanya. "Setiap orang Kamboja telah banyak menderita di tangan mereka, tapi sekarang sudah masanya kita melupakan kejadian-kejadian masa lalu, dan saling memaafkan." Hun Sen sendiri, kabarnya, telah menawarkan sebuah posisi penting untuk Sihanouk. Di samping itu, ia menjanjikan penarikan pasukan Vietnam dalam tiga tahap sebelum 1990. Yang dituntutnya hanya satu hal, yakni tak diikutsertakannya Khmer Merah dalam setiap pembicaraan mengenai hari depan Kamboja. Sebuah kejutan tiba-tiba terlontar dari Phnom Penh. Di depan 40 koresponden asing yang diundang ke sana, Wakil PM Chea Soth menyatakan, pemerintahnya bersedia berunding dengan pemimpin Khmer Merah, Khieu Sampan, tapi menolak setiap kontak dengan Pol Pot dan sejumlah tokoh lain, yang tak disebut namanya. Menurut Soth, pihaknya juga bersedia memberi jabatan presiden Kamboja kepada Pangeran Norodom Sihanouk. Ini dikemukakan Sabtu lalu, hanya satu hari sesudah pembicaraan Sihanouk-Hun Sen berakhir di Paris. Persis seperti Hanoi, gelagat Phnom Penh memang sangat sukar ditebak. Setelah Sihanouk maju sendiri, tiba-tiba saja Khieu Sampan diberi kesempatan untuk tampil, padahal tokoh Khmer Merah ini hanya mau berunding langsung dengan Vietnam. Gawatnya lagi, semula Sihanouk diminta menguasai Khmer Merah, kini malah organisasi perlawanan ini diajak langsung. Lagi-lagi, Phnom Penh mengayunkan pedang bermata dua, hingga masalahnya kian tidak mudah bagi Sihanouk. Memang, sang pangeran juga ditawari jabatan presiden Kamboja, lagi satu iming-iming yang mungkin cuma tipu daya belaka. Namun, tampaknya putaran ketiga Sihanouk-Hun Sen tetap akan diadakan di Pyongyang, April depan. Di ibu kota Korea Utara itu kabarnya akan dibicarakan penarikan mundur tentara Vietnam, satu-satunya kunci bagi terwujudnya rujuk sesama Kamboja.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus