Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Kelompok teroris menyerang kereta Jaffar Express di Pakistan pada Rabu, 12 Maret 2025. Sejumlah penumpang kereta disandera, meski 155 penumpang telah berhasil diselamatkan.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Dikutip dari Reuters, kereta diserang kelompok separatis Tentara Pembebasan Baloch (BLA). Mereka mengenakan bom bunuh diri dan duduk di antara para penumpang yang disandera. Proses penyelamatan penumpang pun kian rumit.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Ini adalah pembajakan kereta pertama di Pakistan. Peristiwa ini terjadi ketika militan meledakkan jalur kereta api dan menembaki Jaffar Express pada hari Selasa saat kereta tersebut melakukan perjalanan dari Quetta, ibu kota Balochistan, menuju Peshawar di provinsi Khyber Pakhtunkhwa.
Hingga saat ini, pasukan keamanan Pakistan telah berhasil menyelamatkan 155 penumpang. BLA mengklaim masih menyandera 214 orang. Sumber keamanan menyebutkan bahwa total penumpang di kereta tersebut saat diserang mencapai 425 orang. Operasi penyelamatan terus berlangsung. Sebanyak 27 orang telah tewas sejak serangan dimulai.
"Orang-orang diserang, penumpang terluka dan beberapa penumpang tewas," ujar Muhammad Ashraf, salah satu penumpang yang berhasil diselamatkan.
Para penumpang lain menyebutkan bahwa mereka diperintahkan oleh petugas keamanan untuk tetap menunduk saat tembakan berlangsung.
BLA adalah kelompok separatis terbesar di provinsi Balochistan yang kaya mineral. Mereka mengaku bertanggung jawab atas serangan tersebut. BLA mengancam akan mulai mengeksekusi para sandera dalam 48 jam kecuali pemerintah Pakistan membebaskan tahanan politik Baloch, aktivis, dan orang-orang yang diklaim telah diculik oleh militer.
Sebagai respons terhadap situasi ini, Pakistan Railways telah menangguhkan semua operasi dari provinsi Punjab dan Sindh ke Balochistan hingga badan-badan keamanan mengkonfirmasi keamanan wilayah tersebut.
Di Quetta, keluarga para sandera menunggu dengan cemas. Seorang ibu yang putranya masih disandera memohon kepada menteri provinsi Mir Zahoor Buledi, "Jika Anda tidak dapat melindungi kereta api, maka Anda tidak boleh menjalankannya. Tolong, bawa anak saya kembali," katanya.
Pilihan editor: Reaksi Sara Usai Rodrigo Duterte Ditangkap ICC: Ini Penculikan oleh Negara