KEPERGIANNYA tidak mengejutkan sekali. Raja yang tidak senang
menampilkan diri, pemalu tetapi senang humor ini telah lama
menderita lemah jantung. Tahun 1970-an telah dua kali jantungnya
dioperasi di Cleveland, Ohio, AS. Februari 1980, ia mendapat
serangan jantung.
Raja Khaled bin Abdul Aziz dari Arab Saudi telah wafat dalam
usia 69 tahun di Taif. Tujuh jam setelah kematiannya hari Minggu
lalu, raja dimakamkan dalam upacara sederhana di luar kota
Riyadh. Karena cepatnya pemakaman ini, cuma Kepala Pemerintahan
dari Kuwait, Qatar, Bahrain dan Jibouti yang sempat hadir.
Raja baru, Putra Mahkota Fahd bin Abdul Aziz, 59 tahun, langsung
dinobatkan hari itu juga. Dalam pidato singkatnya yang disiarkan
secara luas lewat radio, Raja Fahd berjanji akan meneruskan dan
melanjutkan usaha-usaha almarhum. "Dia adalah ayah dan saudara
kita semua,"kata Fahd, "dan demi cinta kita kepadanyalah,
cita-citanya harus kita teruskan." Di hari yang sama, Pangeran
Abdullah, Panglima Pasukan Kawal Nasional Arab Saudi diangkat
sebagai Putra Mahkota baru. Pengajian akan berkumandang selama
40 hari, masa berkabung.
Menjadi Penasihat Utama sejak Raja Khalid dinobatkan di tahun
1975, Fahd biasanya tampil ke depan, baik dalam kunjungan resmi
ke negara lain maupun dalam pekerjaan rutin kerajaan. Tetapi
Fahd, tidak pernah membelakangi kakak tirinya yang selalu
sakit-sakitan itu. Fahd selalu berusaha menjadi bayangan
kakaknya, Raja Khalid.
Raja Fahd bertubuh tinggi besar (hampir 1,90 m), bermata tajam
dan nyalang, banyak senyum dan juga banyak kesukaan. Terutama
merokok dan makan enak.
Jasanya terhadap kota industri Jubail dan Yanbu, yang tadinya
padang pasir, besar sekali. Di Yanbu ini pipa gas minyak
sepanjang 1.201 km dibangun. Di samping gemar mendirikan istana
baru, Fahd juga telah membangun banyak kota baru.
Pers Barat menjuluki Raja Fahd sebagai "orang kuat" dari Timur
Tengah, terutama karena produksi minyak negara Saudi 26% dari
seluruh produksi minyak di dunia. Ada tanda bakal pulihnya
hubungan Arab Saudi dengan Mesir. Sejak Mesir-lsrael
menandatangani Perjanjian Camp David (1979), Arab Saudi
memutuskan hubungan dengan Mesir. Presiden Mesir, Hosni Mubarak,
berkunjung ke Riyadh untuk menyatakan duka-citanya. Mesir
sendiri telah mengumumkan masa berduka selama 14 hari.
Kalau urusan luar negerinya beres, kerajaan yang mempunyai
sekitar 4.000 pangeran ini diduga akan tetap rukun. Fahd sejak
dulu memerlukan makan bersama sekali seminggu dengan semua
saudaranya. Tidak jelas di ruang yang mana, karena istana yang
bertembok tinggi itu luas sekali.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini