Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Harga bahan bakar minyak (harga BBM) menjadi sorotan di media sosial usai terungkapnya kasus dugaan korupsi PT Pertamina Patra Niaga dengan modus mengoplos Pertamax dengan Pertalite. Publik yang kecewa merasa dirugikan dan opsi untuk membeli BBM dari pesaing Pertamina akhirnya mencuat.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Berdasarkan penelusuran Tempo, harga BBM di Malaysia relatif lebih murah jika dibandingkan dengan harga di Indonesia. Dalam situs resmi perusahaan migas asal Malaysia, Petroliam Nasional Berhad atau Petronas, terdapat perbandingan harga BBM per 27 Februari—5 Maret 2025.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Harga Primax RON 95 dibandrol dengan harga RM 2,05/liter atau sekitar Rp 7.500/liter. Kemudian, Primax RON 97 dijual dengan harga RM 3,43/liter atau sekitar Rp 12.680/liter.
Selanjutnya, Diesel Euro 5-B10/B20 dijual seharga RM 3,18/liter atau setara Rp 11.750/liter. Lalu, Diesel Euro 5-B7 dibandrol dengan harus RM 3,38/liter atau setara Rp 12.490/liter.
Di sisi lain, harga BBM di Indonesia yang diproduksi oleh PT Pertamina (Persero) pada Februari 2025 dijual dengan harga Rp 12.900/liter untuk Pertamax RON 92.
Kemudian, Pertamax Turbo RON 98 dijual seharga Rp14.000/liter; Dexlite dijual Rp 14.600/liter; Pertamina Dex dijual Rp 14.800/liter; dan Pertalite dibandrol Rp 10.000/liter.
Menurut catatan Tempo Data Science, harga minyak yang murah di sebuah negara biasanya dipengaruhi faktor subsidi yang diberikan pemerintah. Contohnya, harga murah seperti di Iran dan Rusia.
Harga bahan bakar dengan oktan 95 di Indonesia tercatat US$ 0,79 atau sekitar Rp 13 ribu per liter. Harga bensin di Indonesia dengan nilai oktan yang sama lebih mahal ketimbang harga di Malaysia. Di Malaysia, BBM dengan RON 95 dijual sekitar US$ 0,46, atau Rp 7.500 per liter.
Faisal Javier ikut berkontribusi dalam penulisan artikel ini.