Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Perserikatan Bangsa-bangsa atau PBB menyerukan penyelidikan yang jelas, transparan dan kredibel terhadap kuburan massal di dua rumah sakit besar di Gaza. Juru bicara PBB Stephane Dujarric mengatakan penyelidik yang kredibel harus memiliki akses ke lokasi tersebut. Dia menambahkan bahwa lebih banyak jurnalis harus dapat bekerja dengan aman di Gaza untuk melaporkan fakta-fakta tersebut.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Sebelumnya pada hari Selasa, kepala hak asasi manusia PBB Volker Türk mengatakan dia merasa ngeri dengan hancurnya pusat medis Shifa di Kota Gaza dan Rumah Sakit Nasser di kota selatan Khan Younis. Ia juga mengaku menerima laporan penemuan kuburan massal di dalam dan sekitar fasilitas tersebut setelah ditinggalkan oleh Israel.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Ia menyerukan dilakukannya penyelidikan yang independen dan transparan atas kematian tersebut. “Mengingat iklim impunitas yang ada, hal ini harus melibatkan penyelidik internasional," ujar Türk pada Selasa, 23 April 2024.
“Rumah sakit berhak mendapatkan perlindungan yang sangat khusus berdasarkan hukum humaniter internasional,” kata Türk. “Dan pembunuhan yang disengaja terhadap warga sipil, tahanan, dan orang lain yang 'hors de Combat' (tidak mampu terlibat dalam pertempuran) adalah kejahatan perang.”
Juru bicara Departemen Luar Negeri AS Vedant Patel pada hari Selasa menyebut laporan kuburan massal di rumah sakit sangat meresahkan. Patel mengatakan para pejabat AS telah meminta informasi kepada pemerintah Israel.
Militer Israel mengatakan pasukannya menggali kuburan warga Palestina sebelumnya sebagai bagian dari pencarian sisa-sisa sandera yang ditangkap oleh Hamas dalam serangan 7 Oktober yang memicu perang. Militer mengatakan jenazah diperiksa dengan hormat dan jenazah yang bukan sandera Israel dikembalikan ke tempatnya.
Militer Israel mengatakan pihaknya membunuh atau menahan ratusan militan yang berlindung di dalam dua kompleks rumah sakit tersebut, klaim yang tidak dapat diverifikasi secara independen.
Pertahanan sipil Palestina di Jalur Gaza mengatakan pada hari Senin bahwa mereka telah menemukan 283 jenazah dari kuburan sementara di dalam rumah sakit utama di Khan Younis yang dibangun ketika pasukan Israel mengepung fasilitas tersebut bulan lalu. Pada saat itu, masyarakat tidak dapat menguburkan jenazah di kuburan dan menggali kuburan di halaman rumah sakit, kata kelompok tersebut.
Pertahanan sipil mengatakan beberapa jenazah adalah orang-orang yang tewas selama pengepungan rumah sakit. Yang lainnya terbunuh ketika pasukan Israel menggerebek rumah sakit tersebut.
Pejabat kesehatan Palestina mengatakan penggerebekan rumah sakit telah menghancurkan sektor kesehatan Gaza ketika mereka mencoba untuk mengatasi meningkatnya jumlah korban jiwa akibat perang selama lebih dari enam bulan.
Permasalahan mengenai siapa yang dapat atau harus melakukan investigasi masih menjadi pertanyaan.
Agar PBB dapat melakukan penyelidikan, salah satu badan utamanya harus memberikan izin, kata Dujarric.
“Saya pikir tidak ada seorang pun yang boleh berprasangka buruk terhadap hasil atau siapa yang akan melakukannya,” katanya. “Saya pikir ini perlu dilakukan penyelidikan jika ada akses dan kredibilitas.”
REUTERS
Pilihan editor: Kronologi Tentara AS Hilang di Hutan Karawang, Ditemukan Meninggal Dunia