Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Internasional

Rencana AS Jual Drone Canggih ke Ukraina Mendadak Batal, Ini Sebabnya

Rencana AS untuk menjual empat drone besar ke Ukraina telah dihentikan karena khawatir peralatan pengawasan canggihnya jatuh ke Rusia

19 Juni 2022 | 22.28 WIB

Pekerja menyiapkan drone MQ-1C Gray Eagle di Michael Army Airfield, Dugway Proving Ground di Utah dalam foto selebaran Angkatan Darat AS 15 September 2011 yang diperoleh Reuters 6 Februari 2013. REUTERS
Perbesar
Pekerja menyiapkan drone MQ-1C Gray Eagle di Michael Army Airfield, Dugway Proving Ground di Utah dalam foto selebaran Angkatan Darat AS 15 September 2011 yang diperoleh Reuters 6 Februari 2013. REUTERS

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TEMPO.CO, Jakarta - Rencana pemerintahan Biden untuk menjual empat drone besar ke Ukraina telah dihentikan karena khawatir peralatan pengawasan canggihnya jatuh ke tangan musuh, kata dua sumber seperti dilaporkan Reuters, Minggu, 19 Juni 2020.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Rencana menjual empat drone MQ-1C Grey Eagle ke Ukraina yang dapat dipersenjatai dengan rudal Hellfire untuk melawan Rusia pertama kali dilaporkan oleh Reuters pada awal Juni.  

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x600

Keberatan teknis atas penjualan itu dikemukakan selama tinjauan lebih dalam oleh tim Pentagon yang ditugaskan untuk menjaga teknologi bernilai tinggi tetap aman dari tangan musuh. Sebelumnya rencana yang beredar sejak Maret lalu itu telah disetujui oleh Gedung Putih, kata tiga sumber.

Keberatan atas ekspor drone tersebut muncul karena kekhawatiran radar dan peralatan pengawasan pada drone dapat menimbulkan risiko keamanan bagi Amerika Serikat jika jatuh ke tangan Rusia.

Sumber mengatakan pertimbangan ini telah diabaikan dalam tinjauan awal tetapi muncul dalam pertemuan di Pentagon akhir pekan lalu.

“Peninjauan keamanan teknologi adalah praktik standar untuk transfer artikel pertahanan AS ke semua mitra internasional. Semua kasus ditinjau secara individual berdasarkan kemampuannya sendiri. Melalui proses yang ditetapkan, masalah keamanan nasional diangkat ke otoritas pemberi persetujuan yang sesuai,” kata juru bicara Pentagon Sue Gough.

Keputusan apakah akan melanjutkan kesepakatan atau tidak sekarang sedang ditinjau lebih tinggi dari rantai komando di Pentagon, tetapi waktu keputusan apa pun tidak pasti, kata pejabat AS.

Salah satu solusi untuk memajukan penjualan adalah dengan menukar paket radar dan sensornya, tetapi itu bisa memakan waktu berbulan-bulan.

Jika kasus penjualan drone dibiarkan berlanjut, Kongres akan diberi kesempatan untuk memblokirnya, meskipun itu dianggap tidak mungkin.

Menurut dokumen anggaran Angkatan Darat AS, drone Grey Eagles masing-masing berharga $ 10 juta (Rp148 miliar).

Reuters

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus