Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Wakil Perdana Menteri untuk Integrasi Eropa dan Euro-Atlantik Ukraina, Olga Stefanishyna, mengatakan, lebih dari 1.000 mayat warga sipil disimpan di kamar mayat di wilayah Kyiv, tidak lama setelah pasukan Rusia menarik diri dari daerah sekitar ibu kota.
"Sekitar 1.020 mayat warga sipil, hanya warga sipil, di seluruh wilayah Kyiv," kata Stefanishyna seperti dilansir NDTV, Kamis, 21 April 2022.
Stefanishyna mengatakan, jumlah warga sipil yang dikumpulkan itu berasal dari gedung-gedung dan jalanan. Dia merinci, kematian terhitung dari awal invasi Rusia ke Ukraina pada akhir Februari.
Pernyataan Stefanishyna muncul setelah polisi di wilayah Kyiv mengatakan telah menemukan sisa-sisa sembilan warga sipil yang terkubur di kuburan komunal di Borodyanka. Wilayah yang berlokasi sekitar 54 kilometer dari Kyiv.
Gubernur Regional Kyiv, Oleksandr Pavliuk, mengatakan orang mati itu dibunuh atau disiksa sampai mati selama pertempuran.
"Para ahli forensik sekarang sedang memeriksa mayat-mayat itu, tetapi yang kami lihat adalah tangan diikat ke belakang, kaki mereka diikat dan ditembak melalui anggota badan, dan di belakang kepala," tambahnya.
Mundurnya pasukan Rusia dari kota-kota dan desa-desa di sekitar Kyiv meninggalkan jejak kematian warga sipil. Dimulai dengan penemuan di Bucha, yang menyebabkan pejabat Ukraina menuduh Rusia melakukan genosida.
Pada awal April, jaksa agung Iryna Venediktova mengatakan kepada wartawan bahwa Ukraina telah menemukan 410 mayat sipil dari Bucha.
Rusia membantah segala tuduhan pembantaian warga sipil selama operasi militer di Ukraina. Presiden Vladimir Putin bahkan mengatakan apa yang terjadi di Bucha itu palsu.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca juga: AS Gelontorkan Rp 11 Triliun Lagi ke Ukraina setelah Invasi Rusia Masuki Fase Baru
Sumber: NDTV
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini