Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Internasional

Rusia-AS Sepakati Proposal Senjata Kimia Suriah

Penghancuran senjata kimia akan dilakukan pada tahun depan.

16 September 2013 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar
Rusia-AS Sepakati Proposal Senjata Kimia Suriah

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

JENEWA - Perundingan bipartit selama tiga hari di Jenewa, Swiss, akhirnya membuahkan hasil. Sabtu lalu, Amerika Serikat dan Rusia mencapai kata sepakat soal proposal bagaimana menangani masalah senjata kimia Suriah. Hasil itu menjadi perkembangan terbaru dari krisis Suriah, meski tak membuat semua pihak senang.

Saat mengumumkan kesepakatan itu, Menteri Luar Negeri AS John F. Kerry dan rekan Rusia-nya, Sergei Lavrov, mengatakan bahwa kesepakatan tersebut akan didukung oleh resolusi Dewan Keamanan PBB yang dapat memungkinkan adanya sanksi atau konsekuensi lain jika Suriah tak mematuhinya.

Kerry mengatakan, bagian dari kesepakatan Sabtu lalu itu, pemeriksaan tim internasional soal persediaan senjata kimia Suriah akan dilakukan pada November. Penghancuran terhadap stok senjata kimia ada kemungkinan dimulai pada tahun depan. Kerry menyebut ini sebagai kemajuan penting dan "dapat mengakhiri adanya ancaman dari senjata kimia tidak hanya kepada rakyat Suriah, tapi juga untuk tetangga mereka dan kawasan ini".

Perjanjian tersebut, jika berhasil diterapkan, menandai kemenangan pemerintahan Obama dalam konflik Suriah yang sudah berlangsung lebih dari dua tahun dan menewaskan lebih dari 100 ribu jiwa. Pertemuan Kerry dan Lavrov ini terjadi setelah Rusia mengajukan proposal baru soal senjata kimia Suriah setelah Amerika Serikat mengancam akan melakukan serangan militer.

Amerika Serikat menuding tentara pemerintah Bashar Al-Assad menggunakan senjata kimia dalam serangan di Ghouta, pinggiran Damaskus, pada 21 Agustus lalu. Amerika meyakini sekitar 1.400 orang tewas dalam serangan tersebut. Assad membantah menggunakan senjata kimia dan balik menyebut tentara pemberontak sebagai pelakunya.

Dengan dalih adanya pelanggaran hukum internasional dalam penggunaan senjata kimia, pemerintahan Barack Obama meminta otoritas dari Kongres untuk menyerang Suriah. Proposal Rusia, yang akan menempatkan senjata kimia Suriah di bawah kontrol internasional, membuat Obama meminta Kongres menunda menggelar pemungutan suara soal serangan militer ke Suriah.

Berdasarkan perjanjian tersebut, Assad memiliki waktu seminggu untuk memberikan rincian dari tempat penyimpanan senjata kimia yang dia miliki. Pemeriksaan internasional pertama terhadap senjata kimia Suriah yang akan dilakukan pada November membutuhkan waktu sekitar dua bulan.

Para pejabat AS yang ikut bepergian bersama Kerry mengatakan, AS percaya pemerintah Suriah memiliki sekitar 1.000 metrik ton bahan senjata kimia yang ditempatkan sedikitnya di 45 lokasi.

Obama menyambut baik hasil ini. "Sebagian (hasil kesepakatan ini) karena ancaman nyata dengan kekuatan militer AS," kata dia dalam sebuah pernyataan yang dikeluarkan oleh Gedung Putih, Sabtu lalu.

Tak semua senang terhadap hasil di Jenewa ini. Komandan pemberontak Suriah Jenderal Salim Idriss, yang mengecam inisiatif pertemuan Jenewa itu, mengatakan para pemberontak akan memfasilitasi perjalanan yang aman bagi pemeriksa senjata kimia internasional di Suriah, tapi tidak akan ada gencatan senjata. Ia juga bersumpah untuk "terus melawan pemerintah Assad dan terus berusaha menurunkannya".

Idriss menambahkan, Kerry telah memberitahunya melalui telepon bahwa opsi serangan militer ke Suriah belum dikesampingkan.

"Apa yang menjadi perhatian kita kebanyakan adalah bahwa teman dan musuh akan mengambil pelajaran yang sama dari perjanjian ini-mereka melihatnya sebagai tindakan provokatif kelemahan Amerika," kata senator Republik John McCain. "Kita tidak bisa membayangkan sinyal buruk yang dikirim ke Iran saat kita terus menekannya soal senjata nuklir." WASHINGTON POST | REUTERS | ABDUL MANAN


Program Senjata Kimia Suriah

Penelitian
1. Damaskus: Centre d'Etude et Recherche Scientifique (CERS) adalah fasilitas penelitian utama soal kimia dan biologi.
2.Jamraya: Fasilitas penelitian dan pengembangan paling dikenal dan sangat dirahasiakan.

Produksi
3. Homs: Produksi gas sarin dan saraf VX berbasis di kilang minyak.
4. Hama: Produksi gas sarin, VX, dan rudal di bawah kendali langsung CERS.
5. Al-Safira: Dibangun pada 2005. Area seluas 32 kilometer persegi ini adalah fasilitas utama untuk produksi gas sarin sebagai senjata.
6. Latakia: Memproduksi sarin dan VX.
7.Palmyra: Memproduksi sarin dan VX.

Penyimpanan
8. Furqlus: Gudangnya di 4 kilometer timur laut kota.
9. Masyaf: Gudangnya di 7 kilometer timur laut kota.
10. Dumayr: Gudangnya diyakini ada di pangkalan Angkatan Udara.

Fungsi Ganda

  • Damaskus: Perusahaan agrokimia, Setma, didirikan pada 1992 oleh CERS untuk mengimpor bahan awal untuk senjata kimia.
  • Homs: Perusahaan pupuk dan kilang minyak yang terletak di 5 kilometer sebelah barat kota diyakini terlibat dalam produksi bahan awal untuk senjata kimia.
  • Gurun Suriah: senjata kimia diyakini dipindahkan ke sana agar tak menjadi sasaran serangan.
  • Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

    Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

    Image of Tempo
    Image of Tempo
    Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
    • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
    • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
    • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
    • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
    • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
    Lihat Benefit Lainnya

    Image of Tempo

    Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

    Image of Tempo
    >
    Logo Tempo
    Unduh aplikasi Tempo
    download tempo from appstoredownload tempo from playstore
    Ikuti Media Sosial Kami
    © 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
    Beranda Harian Mingguan Tempo Plus