Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Ada kejadian mengelitik dalam pertemuan antara delegasi Indonesia dan Uni Emirat Arab (UEA) pada Kamis, 30 Januari 2025 di Hotel Raffles, Jakarta. Mikrofon Menteri Luar Negeri RI Sugiono tak bisa digunakan meski lampu indikator menyala.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Kejadian ini sempat membuat suasana pertemuan hening. Sugiono berkali-kali mencoba menyalakan mikrofon tersebut. Di samping kanan Sugiono, terlihat Wakil Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Kartika Wirjoatmodjo alias Tiko ikut membantu. Bahkan, Tiko meminjamkan mikrofonnya kepada Sugiono, namun mikrofon itu juga tidak berfungsi.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Direktur Jenderal Asia Pasifik dan Afrika Kementerian Luar Negeri, Abdul Kadir Jailani, yang duduk di sisi kiri Sugiono, turut memberikan bantuan. Dalam keheningan tersebut, sejumlah petugas berlarian ke pusat kontrol suara. Satu-satunya suara yang terdengar saat itu ialah suara-suara samar di tengah pergeseran mikrofon.
Setelah Sugiono berkutat dengan mikrofonnya kurang lebih satu menit, Menteri Energi dan Infrastruktur UEA Suhail Mohamed Faraj al-Mazrouei yang duduk berhadap-hadapan dengan Sugiono, berinisiatif mengangkat mikrofon miliknya beserta kabelnya untuk dipindahkan ke meja Sugiono. Momen ini memantik Sugiono untuk guyon.
"Ini adalah contoh sempurna mengenai partnership sharing (berbagi mikrofon)," kata Sugiono sambil tersenyum dan disusul tawa suara hadirin.
Pertemuan di Hotel Raffles Jakarta itu membahas kerja sama antara Indonesia dan UEA di sejumlah bidang, khususnya perdagangan dan investasi. Kedua negara juga berkomitmen meningkatkan hubungan diplomatik. Sugiono mengatakan langkah kerja sama ini sesuai dengan perintah Presiden RI Prabowo Subianto.
“Arahan dari Presiden RI sangat jelas. Kami menginginkan agar kemitraan antara Indonesia dan UEA dapat terus berkembang secara lebih konkret, dan agar kesepakatan yang sudah diraih pada tahun sebelumnya dapat diimplementasikan," ujarnya.
Adapun al-Mazrouei menyatakan siap membantu Indonesia mencapai target pertumbuhan ekonomi 8 persen. Sebab, al-Mazrouei menilai peningkatan pertumbuhan ekonomi membutuhkan investasi dalam jumlah besar. "Kami siap bermitra dan kami akan bekerja sama dengan Anda untuk mencapai target itu," ucapnya.
Ikuti berita terkini dari Tempo.co di Google News, klik di sini