Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
TEMPO.CO, Jakarta -Rusia menetapkan lima sektor prioritas ekspor ke Indonesia yang terdiri atas pertambangan, minyak dan gas, pertanian, teknologi kota pintar, dan produk konsumen. Hal ini dilakukan sambil mendorong penyelesaian perjanjian perdagangan bebas melalui Komisi Ekonomi Eurasia.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
Hal ini diungkapkan Direktur Jenderal Pusat Ekspor Rusia (REC), Veronika Nikishina, dalam Forum Bisnis Rusia-Indonesia yang diselenggarakan di Hotel Raffles Jakarta pada Senin, 14 April 2025.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
"Indonesia merupakan pusat pembangunan ekonomi yang kuat di Asia Tenggara. Di Rusia, pasar Indonesia sangat menjanjikan dan menarik untuk kerja sama di semua bidang," kata Nikishina
Lima sektor prioritas yang ditekankan Nikishina mencakup pertambangan dengan fokus pada digitalisasi dan peningkatan efisiensi, industri minyak dan gas dengan teknologi produksi terkini, pertanian dengan penawaran biji-bijian hingga produk laut, teknologi kota pintar dan rumah pintar, serta produk-produk konsumen dengan branding "Made in Russia".
"Kami berusaha mempromosikan produk-produk Rusia dengan slogan 'Made in Russia'. Ini adalah upaya agar tradisi Rusia banyak hadir di negara ini, dan produk-produk Rusia akan sangat populer dan dinikmati di Indonesia," jelasnya.
Nikishina menyambut baik penyelesaian negosiasi antara Indonesia dan Komisi Ekonomi Eurasia yang bertujuan menghilangkan hambatan tarif dan nontarif.
"Penyelesaian perjanjian semacam itu, terutama di tengah perang tarif global, akan memfasilitasi perdagangan antara negara kita semaksimal mungkin," katanya
Bergabungnya Indonesia ke dengan Brasil, Rusia, India, Cina, dan Afrika Selatan (BRICS) pada awal 2025 juga dipandang sebagai momentum penting.
"Kami menganggap bahwa hubungan bilateral antara Rusia dan Indonesia, hubungan dengan Uni Ekonomi Eurasia, serta pembangunan dalam BRICS, merupakan pendorong pembangunan ekonomi yang tidak mungkin terjadi tanpa partisipasi Indonesia," ujar dia.
Misi bisnis yang tengah berlangsung merupakan langkah strategis untuk membangun komunikasi antara pengusaha kedua negara.
"Tugas utama adalah mengatur komunikasi seluas mungkin dan menyediakan informasi tentang masing-masing negara, sehingga kita dapat memperoleh informasi sebanyak mungkin tentang kemampuan jaringan bisnis kita," tutur Nikishina.
Nikishina mengakui bahwa angka perputaran barang yang tercatat oleh Statistik Kepabeanan saat ini belum sesuai dengan potensi yang ada. "Potensi Indonesia sangat besar, dan kami sangat menginginkan upaya Pusat Ekspor Rusia dan mitra dari Indonesia berkontribusi pada pengungkapan potensi ini secara maksimal di masa mendatang," kata dia.
Pilihan Editor: Airlangga Ungkap Rute Penerbangan Moskow-Bali akan Dibuka