Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Internasional

Rusia Klaim Punya Bukti Nasionalis Ukraina Terhubung dengan Serangan Moskow

Rusia mengatakan menemukan bukti bahwa pelaku yang membunuh lebih dari 140 orang di gedung konser dekat Moskow terkait dengan "nasionalis Ukraina."

29 Maret 2024 | 09.40 WIB

Image of Tempo
Perbesar
Seorang tersangka penyerangan penembakan di tempat konser Balai Kota Crocus dikawal di dalam pengadilan distrik Basmanny di Moskow, Rusia 24 Maret 2024. REUTERS/Shamil Zhumatov

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TEMPO.CO, Jakarta - Komite Investigasi Rusia mengatakan pada Kamis bahwa mereka telah menemukan bukti bahwa pelaku yang membunuh lebih dari 140 orang dalam penembakan di gedung konser Crocus City Hall di pinggiran kota Moskow, terkait dengan “nasionalis Ukraina.”

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Dalam sebuah pernyataan, Komite Investigasi Rusia untuk pertama kalinya mengatakan bahwa mereka telah menemukan bukti adanya hubungan dengan Ukraina. Meskipun mereka menjelaskan sifat dari bukti yang dituduhkan, mereka tidak mempublikasikannya.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

"Setelah mendalami para teroris yang ditahan, mempelajari perangkat teknis yang disita dari mereka, dan menganalisis informasi transaksi keuangan, ditemukan bukti tentang hubungan mereka dengan nasionalis Ukraina," kata komite tersebut di Telegram.

Komite tersebut mengatakan pihaknya telah mengonfirmasi data yang menunjukkan bahwa para teroris menerima "uang dan mata uang kripto dalam jumlah yang signifikan dari Ukraina, yang digunakan untuk mempersiapkan kejahatan tersebut."

Komite itu juga menyampaikan bahwa tersangka lain yang terlibat dalam skema pendanaan teroris telah diidentifikasi dan ditahan.

Rusia telah mengatakan sejak awal bahwa mereka yakin Ukraina terkait dengan serangan tersebut, meskipun Kyiv telah membantahnya dan kelompok militan Negara Islam (ISIS) telah mengaku bertanggung jawab.

Pernyataan itu segera dibantah oleh Amerika Serikat sebagai propaganda yang tidak berdasar.

Juru bicara keamanan nasional Gedung Putih John Kirby menggambarkan tuduhan Rusia sebagai “omong kosong dan propaganda”. Ia kembali menegaskan ISIS bertanggung jawab penuh atas serangan tersebut.

Faktanya, AS berusaha membantu mencegah serangan teroris ini dan Kremlin mengetahui hal ini, katanya.

Amerika Serikat mengklaim secara terbuka memperingatkan pada awal Maret bahwa mereka mempunyai informasi intelijen bahwa “ekstremis” sedang merencanakan serangan dalam waktu dekat di Moskow. Kirby mengatakan pihaknya juga telah memberikan peringatan tertulis kepada dinas keamanan Rusia pada 7 Maret pukul 11:15.

Pengungkapan waktu yang tepat dari peringatan tersebut tampaknya bertujuan untuk menetralisir tuduhan Rusia terhadap Ukraina. Tiga hari sebelum serangan itu, Putin mengabaikan peringatan Barat mengenai potensi serangan ekstremis dan menyebutnya sebagai "pemerasan".

Para pejabat AS mengatakan mereka yakin ISIS Khorasan, cabang jaringan tersebut di Afghanistan, yang bertanggung jawab atas penembakan konser tersebut.

"Kami menganggap serius tugas kami untuk memberikan peringatan. Kami tidak ingin melihat nyawa tak berdosa hilang dalam serangan teroris," kata Kirby, seraya menambahkan bahwa Washington telah menyampaikan "banyak peringatan" kepada Moskow "tentang berbagai ancaman" sejak September.

Rusia mengatakan fakta bahwa AS dapat menyebutkan nama tersangka pelaku dengan begitu cepat adalah hal yang mencurigakan.

Kepala dinas keamanan FSB Rusia mengatakan awal pekan ini, sekali lagi tanpa memberikan bukti, bahwa ia yakin Ukraina, bersama AS dan Inggris, terlibat.

Analis keamanan Barat mengatakan serangan itu menimbulkan pertanyaan tentang sumber daya dan prioritas badan intelijen Rusia yang selama ini fokus pada perang Ukraina dan kebutuhan untuk membasmi oposisi di Rusia.

Sebelas orang ditangkap dalam 24 jam pertama setelah penembakan Jumat lalu dan delapan di antaranya, termasuk empat tersangka pria bersenjata, telah ditempatkan dalam tahanan pra-sidang. Tujuh berasal dari negara bagian Tajikistan di Asia Tengah dan satu lagi dari Kyrgyzstan.

REUTERS | XINHUA

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus