Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Internasional

Safari sadli

Sadli, khawatir akan kehancuran opec karena belum ada kesepakatan kebijaksanaan harga, negara-negara minyak berlomba mempersenjatai diri. irak menghendaki kenaikan harga, arab saudi mempertahankan.

25 September 1976 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

SEKEMBALI dari safari ke Kuwait, Arab Saudi, Irak Qatar dan Iran, Ketua OPEC Dr Mohammad Sadli merasa khawatir "OPEC akan hancur dari dalam". Berbicara depan Komisi VI DPR pertengahan bulan ini, Menteri Pertambangan Sadli beranggapan negara-negara minyak itu kini tengah berlomba mempersenjatai diri, di samping belum adanya kesepakatan tentang kebijaksanaan harga baru dan diferensial harga berdasarkan formula Aljazair (TEMPO, 28 Agustus). Beberapa waktu lalu memang terjadi barter minyak dengan senjata dengan harga tinggi antara pemerintah AS maskapai Shell dengan Iran meliputi transaksi AS$ 650 juta. Sementara Arab Saudi yang dipimpin Menteri Minyaknya Sheikh Zaki Yamani masih saja ngotot ingin menekan produksi dan mempertahankan harga. Berbicara liwat Radio Saudi, Yamani juga menyatakan "desas-desus tentang kenaikan harga minyak itu samasekali tak berdasar". Dia juga keberatan dilaksanakannya pertemuan istimewa tingkat Menteri sebelum sidang OPEC di Daha ibukota Qatar pertengahan Desember nanti. Sesuai dengan komunike sidang OPEC di Bali akhir Mei lalu, sebagian besar anggota mempertimbangkan perlunya pertemuan khusus itu. Sikap ngotot Saudi dipertegas oleh Menteri Perdagangan Arab Saudi Dr Suleiman Abdul Aziz as-Salayem dalam kunjungannya ke Taipeh, ibukota Taiwan 14 September lalu. "Saya tak melihat akan terjadi kenaikan harga dalam tahun ini", kata Sulaiman. "Arab Saudi lebih menyukai berlakunya tingkat harga yang moderat hingga tak mempengaruhi inflasi dunia". Pendek kata, posisi Arab Saudi --yang tentunya didukung oleh sahabat karibnya Emirat Abu Dhabi -- tak berubah sejak konperensi di Bali. Hanya, seperti kata Menteri Sulaiman, negerinya mempertimbangkan adanya kenaikan harga tahun depan, "tergantung dari kedudukan para anggota OPEC lainnya". Tapi dari Caracas Menteri Pertambangan Dr Valentin Hernandez akan memperjuangkan kenaikan harga pada pertemuan di Daha. "Kita perlu mencapai persetujuan untuk menyesuaikan nilai ekspor minyak di tahun 1977", kata Hernandez pertengahan September lalu. Produksi Venezuela saat ini adalah sekitar 2,2 juta barrel sehari dan sekitar juta barrel diekspor ke luar negeri, terutama ke Pantai Barat AS. Senada dengan Valentin Hernandez adalah Dr Moh. Nassier, pejabat tinggi Departemen Perekonomian Kuwait, yang menilai "perlunya harga dinaikkan untuk mengimbangi tingkat inflasi dunia yang masih tinggi". Menurut Nassier perbedaan harga ekspor yang kini terjadi, bisa menimbulkan persaingan yang saling memukul di antara anggota OPEC, terutama ekspor yang ke Jepang dan Eropa Barat. "Persaingan seperti itu sangat merugikan ekspor minyak mentah jenis berat dari Kuwait". Seperti diketahui, minyak mentah berat (heavy crude) -- yang tak semudah menjual minyak jenis ringan seperti dimiliki Saudi -- juga banyak terdapat di Venezuela dan Irak. Maka kalau sebelum Desember para anggota Komisi Ekonomi OPEC belum juga berhasil mencapai persesuaian dalam menggodok formula Aljazair bisa dibayangkan perdebatan di Daha nanti akan sepahit yang terjadi di Bali. Terutama antara blok Irak yang antara lain didukung Libia dengan kelompok Saudi yang didukung Abu Dhabi.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus