Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Laporan UNICEF pada Rabu, 8 Januari 2025, mengungkap setidaknya 74 anak tewas di Jalur Gaza selama pekan pertama 2025 akibat serangan Israel. Serangan itu dilakukan pada malam hari di wilayah seperti Gaza City, Khan Younis, dan Al Mawasi, yang disebut sebagai “zona aman”, sehingga merenggut banyak nyawa anak-anak. UNICEF melaporkan serangan terbaru Israel menyebabkan lima anak dilaporkan tewas di Al Mawasi.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
"Bagi anak-anak Gaza, tahun baru ini membawa lebih banyak kematian dan penderitaan akibat serangan, kekurangan, serta meningkatnya paparan terhadap cuaca dingin," ujar Direktur Eksekutif Catherine Russell dalam pernyataannya, seraya menambahkan, "Gencatan senjata sudah sangat mendesak."
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Menyoroti krisis kemanusiaan yang semakin memburuk di Gaza, UNICEF mencatat lebih dari satu juta anak hidup di tenda darurat, dengan banyak keluarga yang telah mengungsi selama berbulan-bulan.
"Sejak 26 Desember, delapan bayi dan balita dilaporkan meninggal akibat hipotermia, ancaman besar bagi anak-anak kecil yang tidak mampu mengatur suhu tubuh mereka," kata UNICEF.
Kerusakan infrastruktur sipil serta rumah sakit yang kewalahan memperburuk situasi. UNICEF juga mencatat penutupan Rumah Sakit Kamal Adwan, satu-satunya rumah sakit anak di Gaza utara, setelah serangan Israel bulan lalu.
"UNICEF telah lama memperingatkan tempat perlindungan yang tidak memadai, kurangnya akses ke makanan dan layanan kesehatan, kondisi sanitasi yang buruk, serta cuaca musim dingin kini mengancam kehidupan semua anak di Gaza," ujar Russell.
UNICEF mendesak serangan terhadap warga sipil segera dihentikan dan meminta agar bantuan kemanusiaan yang menyelamatkan nyawa dapat segera menjangkau mereka yang membutuhkan. UNICEF juga menekankan pentingnya pengiriman bantuan dan pasokan untuk kelangsungan hidup anak-anak di Gaza.
Russell mendesak dilakukan tindakan segera untuk meningkatkan keamanan agar pekerja bantuan dapat mendistribusikan pasokan dengan aman kepada keluarga yang membutuhkan. "Keluarga-keluarga membutuhkan akhir dari penderitaan dan kehancuran yang tak terbayangkan ini," ujarnya
Sumber: Anadolu | Antara