IMBAUAN Cory untuk sebuah gencatan senjata terjawab Sabtu pekan silam, 10 hari sesudah Presiden Filipina itu mengancam akan "memaklumkan perang" terhadap pihak komunis. Jika Cory mengajukan gencatan senjata 30 hari tanpa prasyarat, NDF (National Democratic Front sebagai perunding komunis menawarkan 100 hari gencatan senjata -- bermula awal Desember, juga tanpa prasyarat. Pihak militer curiga 100 hari bisa dimanfaatkan pemberontak untuk konsolidasi. Cory berjanji mempelajari tawaran NDE itu. Ancaman komunis memang meningkat selama delapan bulan Cory berkuasa. Sudah 2.000 tentara tewas, sedangkan jumlah gerilyawan komunis bertambah dari 16.000 menjadi 22.500 orang, setengah di antaranya bersenjata lengkap. Mereka tersebar di 54 dari 75 provinsi. Pada saat NDF maju dengan gencatan senjata, pendiri CPP (Partai Komunis Filipina) Jose Maria Sison berada di Jepang. Ia termasuk tapol rombongan pertama yang dibebaskan Cory dari sekapan penjara Marcos. Kini Sison kembali aktif memberi kuliah ilmu politik di Universitas Filipina, sedangkan istrinya Juliet adalah pengurus besar Partido ng Bayan, partai berhaluan kiri. Sison pernah berkunjung ke Indonesia pada Januari-Juni 1962. Tidak heran kalau ia menyambut koresponden TEMPO Seiichi Okawa, "Bahasa Indonesia saya Jakarta style. Sedikit saja saya bisa bicara." Petikan wawancara itu: Ada kesan komunis terpecah. Di Manila, komunis menarik diri dari meja perundingan tapi di Panay, Cory Aquino berunding dengan kelompok komunis yang lain. Pendapat Anda? Saya tidak mengetahui masalah intern CPP (Partai Komunis Filipina tapi menurut estimasi saya, dari semula kekuatan revolusioner -- CPP, NPA, dan NDF -- saya kira NDF adalah perunding yang tepat. Siapa pun tidak diberi hak untuk berunding kecuali NDF. Setahu saya, apa yang terjadi di Panay adalah cetusan pikiran para revolusioner di kawasan itu. Apa yang mereka ungkapkan tidak ada hubungannya dengan perundingan di Manila. Kaum reaksioner Filipina memang sangat pintar memecah-belah gerakan revolusioner dengan menjalin pembicaraan, baik lewat tingkat atas maupun bawah. AFP (Angkatan Bersenjata Filipina) kini terpecah tiga: kelompok Enrile, kelompok Aquino, dan kelompok Marcos. Kelompok Enrile merupakan kelompok dominan, sedangkan kelompok Aquino merupakan kelompok penguasa. Bagaimana dengan kelompok Ramos Sejak 1981 sampai Enrile dan Ramos memberontak terhadap Marcos, kedua tokoh itu bersekutu. Tapi, dewasa ini, keduanya tidak bersama-sama lagi. Memang, pada dasarnya, mereka kompak menghadapi komunis. Tentu saja, masih ada kelompok Aquino yang mencoba menarik Ramos. Enrile dan Ramos juga mencoba menarik banyak perwira dari kelompok Marcos yang kian menyusut. Masalahnya, tidak ada tokoh kelompok Marcos dalam AFP yang bisa mereka andalkan. Dengan Enrile terentang jarak, terutama karena ambisinya untuk jadi presiden dan usahanya yang keras untuk mengamankan diri dari tuduhan korupsi. Untuk sementara, kelompok Enrile masih yang paling kuat, menyusul kelompok Aquino dan Ramos yang satu kakinya berada di pihak Enrile, dan satunya di pihak Aquino. Kelompok Aquino dipimpin Wakil Menhan Jenderal Ileto. Andai kata Ramos mesti memilih antara Enrile dan Ileto -- karena Enrile ingin berkuasa -- Ramos akan menyeberang ke pihak Ileto. Jika Ramos tidak menyokong Enrile, ia (Enrile) hanya dipertahankan oleh batalyon pengawalnya. Menurut Jenderal Ileto, kelompok Ramos dalam AFP 5 persen, Enrile 25 persen, dan sisanya, 40 persen, netral. Bagaimana pendapat Anda? Kalau angka-angka itu diucapkan oleh Jenderal Ileto, saya kira boleh dipercaya. Berarti, 75 persen tergolong kelompok Aquino, karena apa yang dikatakan Ileto itu 35 persen ditambah 40 persen yang merupakan kombinasi Aquino, Ileto, dan Marcos. Antara Ileto dan Ramos kini terjalin hubungan yang semakin erat. Dan saya duga, sudah merupakan persekutuan yang nyata dan dominan. Dan saya kira kelompok Enrile tidaklah sampai 25 persen. Itu terlalu banyak. Bicara tentang kudeta, saya kira Enrile cuma bisa mengandalkan batalyon pengawalnya, yang dengan mudah bisa dipatahkan oleh batalyon pengawal presiden. Jadi, Enrile tidak mungkin melancarkan kudeta. Terlalu bodoh kalau ia sampai melakukan hal itu. Menurut Enrile, jika Cory tetap tidak tegas terhadap komunisl dalam lima tahun komunis akan menguasai Filipina. Benarkah? Anda mengerti mengapa saya khusus menyorot persaingan Enrile lawan Aquino? Tidak lain untuk mengkaji siapa yang paling efektif dalam memberantas komunis. Ada salah tafsir di kalangan rakyat seolah Enrile dan Ramos tidak bisa berbuat sesuka mereka menghadapi komunis. Padahal, mereka menjadi lebih kuat dengan 9 atau 10 batalyon komando kawal presiden. Mereka bisa mengerahkan batalyon itu menghadapi NPA. Jadi, dosis apa lagi yang dibutuhkan AFP? Gagasan paling jahat dari apa yang disebut penumpasan pemberontak ialah memaksa rakyat meninggalkan rumah dan sawah mereka, menjauhkan mereka dari sumber pangan dan suplai. Katakanlah jika air disedot, ikan tak akan bisa berenang. Tapi bagaimana Anda memisahkan air dari laut? Bagaimana memisahkan NPA dari massa petani di seluruh pelosok negeri?
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini