BIRO Rakyat Libya di lapangan St. James itu ditunggul Jago-Jago tembak, setidaknya begitulah yang diyakini warga Kota London. Tapi pengepungan sebelas hari atas gedung kedutaan itu telah berakhir Jumat pekan lalu tanpa pertumpahan darah. Orang-orang Libya yang beringas itu angkat kaki dari sana Jumat pekan lalu, dua hari sebelum jatuh tempo yang ditetapkan pemerintah ini Iggris. Setelah pemutusan hubungan diplomatik dengan Tripoli, 20 April, London memberikan waktu satu minggu untuk pengosongan gedung kedutaan, tempat terbunuhnya Yvonne Flether, seorang polwan. la tewas dilanda rentetan peluru yang ditembakkan dari gedung itu ke arah 70 demonstrasi anti-Muammar Qadhafi. Terhadap insiden ini, pihak Libya semula mengaku tidak bersalah dan diplomatnya menolak untuk digusur. Tapi penggusuran itulah yang terjadi, Jumat pekan lampau. Ternyata, setelah hubungan diplomatik putus, pemerintah di Tripoli dan London masih cukup berkepala dingin dalam upaya mereka mengamankan staf kedutaan masing-masing. Ini mungkin sekali karena dalam perjanjian yang disepakati itu sama sekali tak ada pengusutan terhadap jago-jago tembak Libya. Pengosongan berlangsung hanya dua Jam dengan pengawasan staf kedutaan Arab Saudi, Syria, dan Turki. Didahului satuan polisi pembuka jalan, 30 penghuni kedutaan Libya itu dilarikan dalam mobil yang kacanya tertutup langsung menuju pelabuhan udara Heathrow. Walaupun begitu, di sana mereka tertahan beberapa saat. Kabarnya, para petugas bandar Heathrow baru akan memberikan lampu hijau bagi pesawat Libyan Arab Airlines kalau sudah ada kepastian dari Tripoli bahwa pada saat yang sama 12 staf kedutaan Inggris telah diperkenankan meninggalkan Libya. Kendati akhirnya kompromi tercapai para ahli teroris di Inggris yakin, Qadhafi belum akan mengakhiri kegiatan terhadap musuh-musuhnya, baik warga Libya maupun warga negara lain. Umumnya, mercka sependapat bahwa kampanye teror akan diteruskan oleh Qadhafi kecuali jika Masyarakat Ekonomi Eropa sepakat memencilkan Libya. "Tentu saja bukan lewat pemutusan hubungan diplomatik dengan Libya seperti dilakukan AS tahun 1981," kata beberapa ahli hubungan internasional, antara lain Profesor Paul Wilkinson dari Skotlandia. Sementara itu, dari Libya dilaporkan bahwa Qadhafi tampak terpukul oleh krisis London. Times London memberitakan bahwa pemimpin Libya itu Jumat pekan lalu telah memerintahkan agar "pasukan pemberantas kaum pembangkang" Libya di Eropa menghentikan kegiatan mereka sementara, karena khawatir Masyarakat Ekonomi Eropa akan menekan Libya. Washington Post hari Minggu lalu mengutip seorang pejabat tinggi Libya yang menyebutkan bahwa wibawa Qadhafi melemah, begitu pula kesehatannya sehinga harus banyak menelan pil tidur. "Kami berharap akan terjadi pergolakan," katanya. Kendati demikian, pemimpin Libya itu pekan lalu masih sempat mengancam Prancis, karena konon telah mencampuri urusan dalam negeri Chad, tetangga Libya. Pekan itu juga, seorang ahli be3ah mata dari Inggris, Dr. James Cant, dikabarkan melakukan pembedahan atas kornea mata Qadhafi. Bagaimana keadaan Qadhafi sebenarnya, Dr. Cant tidak bersedia mengungkapkan. "Kantor Urusan Luar Negeri melarang saya bicara tentang hal itu. Anda tentu paham," ucap Cant, 55, yang dikutip Daily Star.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini