Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Perdana Menteri Kanada Justin Trudeau mengumumkan akan mundur dari jabatannya pada Senin, 6 Januari 2025. Ia berencana mengundurkan diri sebagai pemimpin Partai Liberal, di tengah meningkatnya perbedaan pendapat internal.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Dilansir dari Al Jazeera, pengumumannya pada hari Senin menyusul serangkaian spekulasi mengenai masa depan politiknya. Ia telah bertengkar dengan mantan sekutunya, mosi tidak percaya pada akhir Januari, dan menurunnya angka jajak pendapat.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
“Setiap pagi saya bangun sebagai perdana menteri, saya terinspirasi oleh ketahanan, kemurahan hati, dan tekad warga Kanada,” kata Trudeau dalam sambutannya dari kediamannya di Rideau Cottage di Ottawa.
Pengunduran diri Justin Trudeau tidak mengejutkan. Alasan pengunduran dirinya beragam. Ia telah menghadapi tekanan selama berbulan-bulan dari dalam partainya sendiri. Semakin banyak anggota parlemen Liberal mendesaknya untuk mengundurkan diri sebelum pemilihan berikutnya. Ia juga harus berhadapan dengan kemarahan publik yang meluas karena krisis ekonomi di Kanada mulai dari naiknya harga bahan makanan hingga perumahan.
Yang terbaru, ancaman Amerika Serikat yang merupakan mitra dagang terbesar Kanada. Presiden terpilih Donald Trump menyatakan akan mengenakan tarif impor sebesar 25 persen terhadap barang dari Kanada yang memicu rentetan kritik baru. Ini mendorong salah satu sekutu politik utama Trudeau, Menteri Keuangan Chrystia Freeland, untuk mengundurkan diri.
"Saya pikir, seiring berjalannya waktu, ia akan dikenang dengan lebih sayang daripada sekarang," kata Stewart Prest, seorang profesor ilmu politik di Universitas British Columbia.
“Namun ada kecenderungan aneh dari Justin Trudeau, seiring berjalannya waktu, untuk merusak hal-hal yang seharusnya paling diingat dari dirinya, dalam keinginannya untuk mempertahankan kekuasaan.”
Partai Liberal yang dipimpin Trudeau memperoleh mayoritas suara dalam pemilu Kanada 2015 dengan slogan kampanye “Perubahan Nyata Sekarang”.
Terpilih sebagai perdana menteri di usia 43 tahun, Trudeau saat itu berjanji menyatukan negara dan mengakhiri tahun-tahun politik yang memecah belah. "Kita kalahkan rasa takut dengan harapan. Kita kalahkan sinisme dengan kerja keras. Kita kalahkan politik negatif yang memecah belah dengan visi positif yang menyatukan warga Kanada," kata Trudeau dalam pidato kemenangannya.
Krisis ekonomi yang membelit Kanada menyebabkan Partai Liberal ditinggalkan pemilihnya. Partai Liberal telah kehilangan dukungan dari sebagian besar warga Kanada muda, yang selama ini menjadi pendukung mereka.
“Sepertinya semakin banyak pemilih muda yang merasa terasingkan oleh sistem politik, oleh sistem ekonomi, dan bersedia mencari pilihan yang lebih radikal atau mereka yang menjanjikan perubahan yang lebih mendasar,” ujar Stewart Prest, seorang profesor ilmu politik di Universitas British Columbia.
Profil Justin Trudeau
Pria berusia 53 tahun ini meraih kekuasaan pada 2015 dan memimpin Partai Liberal meraih dua kemenangan kotak suara lagi pada tahun 2019 dan 2021. Ia adalah putra tertua dari mantan Perdana Menteri karismatik Pierre Trudeau, yang meninggal pada 2000.
Justin Trudeau terjun ke dunia politik setelah bekerja sebagai instruktur papan luncur salju, bartender, penjaga pintu, dan guru. Ia pertama kali terpilih menjadi anggota DPR pada 2008 untuk mewakili lingkungan kelas pekerja di Montreal.
Ia merombak Senat dengan tujuan membuatnya kurang politis dan lebih transparan dengan mengakhiri penunjukan partisan dan menciptakan proses seleksi yang independen serta berbasis prestasi. Dia juga menandatangani perjanjian perdagangan baru dengan Amerika Serikat dan memperkenalkan pajak karbon untuk mengurangi emisi gas rumah kaca Kanada selama dua masa jabatan pertamanya sebagai perdana menteri.
Ayah tiga anak ini juga melegalkan ganja, mengadakan penyelidikan publik terhadap perempuan Pribumi yang hilang dan dibunuh, serta meloloskan undang-undang yang mengizinkan bunuh diri dengan bantuan medis.
Dalam sambutannya hari Senin, Trudeau merenungkan beberapa prestasinya saat menjabat. "Kami terpilih pada tahun 2015 untuk memperjuangkan kelas menengah, dan itulah yang telah kami lakukan selama beberapa tahun terakhir," katanya.
"Kami telah mengurangi pajak mereka, kami telah meningkatkan tunjangan bagi keluarga, kami memastikan ekonomi difokuskan pada upaya untuk bekerja bagi semua orang dan bukan hanya segelintir orang."
Popularitas Trudeau telah memudar dalam beberapa bulan terakhir. Pemerintahannya nyaris lolos dari serangkaian mosi tidak percaya dan para oposisi menyerukan pengunduran dirinya.
Ia telah berjanji untuk tetap menjabat dan membimbing Partai Liberal menuju pemilu. Namun ia menghadapi tekanan lebih lanjut dari Presiden AS terpilih Donald Trump, yang telah mengancam tarif sebesar 25 persen pada barang-barang Kanada.
Wakil Perdana Menteri Chrystia Freeland mengundurkan diri pada bulan Desember setelah tidak setuju dengan Trudeau mengenai cara menanggapi rencana Trump. Dalam sebuah posting di X, Freeland mengatakan dia akan mengundurkan diri setelah Trudeau memintanya untuk mengundurkan diri sebagai menteri keuangan. Dia mengutip perbedaan pendapat dengan perdana menteri, termasuk cara menangani ancaman tarif Trump dan "nasionalisme ekonomi 'America first'".
Semenjak itu, semakin banyak anggota parlemen Liberal, yang khawatir dengan serangkaian jajak pendapat yang turun. Mereka secara terbuka mendesak Trudeau untuk mengundurkan diri.
Setelah Trudeau menyetujui seruan tersebut pada hari Senin, banyak pihak, termasuk Freeland, memuji keputusannya. "Saya berterima kasih kepada Justin Trudeau atas pengabdiannya selama bertahun-tahun bagi Kanada dan warga Kanada. Saya mendoakan yang terbaik untuknya dan keluarganya," tulis Freeland di media sosial.