Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Pada Jumat, 17 Mei 2024 lalu, Kepala Badan Intelijen Keamanan Kanada memberikan himbauan bagi warganya untuk berhenti menggunakan aplikasi sosial media TikTok demi keamanan negaranya. Pasalnya, aplikasi dari Cina tersubut berpotensi menjadi mata-mata bagi Kanada.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Dilansir dari CBC, Direktur CSIS David Vigneault mengatakan sudah terlihat jelas Cina memanfaatkan aplikasi trending tersebut untuk memata-matai negara lainnya.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
“Jawaban saya sebagai direktur Badan Intelijen Keamanan Kanada (CSIS) adalah bahwa terdapat strategi yang sangat jelas dari pemerintah Tiongkok untuk dapat memperoleh informasi pribadi dari siapa pun di seluruh dunia,” Direktur CSIS David Vigneault mengatakan kepada CBC dalam sebuah wawancara yang akan disiarkan pada hari Sabtu, 18 Mei 2024.
Ia juga kerap kali mengingatkan untuk berhenti menggunakan aplikasi tersebut karena akan mengancam keamanan dan privasi penggunanya. Selain itu, Vigneault mengatakan tujuan utama dari aplikasi tersebut adalah melindungi kepentingan Partai Komunis Tiongkok.
Perdana Menteri Kanada Justin Trudeau angkat bicara atas peristiwa tersebut. Ia mengatakan masih akan melihat aplikasi sosial media tersebut terkait dengan undang-undang Amerika Serikat yang akan melarang penggunaan aplikasi tersebut. Setelah itu, Kanada baru akan memutuskan akan melarang atau tidaknya aplikasi tersebut di negaranya.
“Sebelum mengambil tindakan drastis, mari kita lihat tanggapan [TikTok],” kata PM Kanada Trudeau.
Presiden Amerika Serikat Joe Biden saat ini tengah menandatangani undang-undang bipartisan yang mewajibkan ByeteDance yang merupakan perusahaan induk aplikasi TikTok untuk menjual aplikasinya ke perusahaan lain. Jika tidak, perusahaan tersebut akan dilarang beredar di Amerika Serikat.
Menanggapi sikap pemerintahan Kanada tersebut, Juru bicara TikTok menganggap tuduhan yang diberikan CSIS Kanada tidak memiliki bukti yang cukup untuk mengatakan hal tersebut. Ia juga mengatakan tidak pernah membagikan data pribadi pengguna untuk Pemerintah Tiongkok.
"Tidak didukung oleh bukti, dan faktanya adalah TikTok tidak pernah membagikan data pengguna Kanada kepada pemerintah Tiongkok, dan kami juga tidak akan melakukannya jika diminta." Pemerintah Tiongkok telah mengindikasikan tidak akan mengizinkan penjualan paksa aplikasi tersebut.
Juru Bicara TikTok tersebut kemudian mengatakan akan terus menjalin hubungan baik dengan Pemerintah Kanada dan bertemu dengan CSIS untuk membahas keamanan dan privasi warga yang menggunakan aplikasi tersebut.
“Kami akan terus berhubungan dengan para pejabat Kanada dan akan menyambut baik kesempatan bertemu dengan CSIS untuk membahas bagaimana kami melindungi privasi dan keamanan warga Kanada,” tambah juru bicara tersebut.
Meskipun ada tanggapan dari Juru Bicara TikTok yang melakukan pembelaan, Trudeau selaku Perdana Menteri mengatakan warga Kanada sebaiknya mengikuti arahan dari CSIS selaku lembaga keamanan data negara. “Menunjukkan bahwa TikTok merupakan ancaman nyata terhadap keamanan data warga Kanada, saya pikir warga Kanada perlu mendengarkan.” ujarnya.
REUTERS | MORNINGSTAR
Pilihan editor: Cerita Korban Penipuan Beasiswa S3 ke Filipina Lapor Polisi Alami Kerugian Rp 30 Juta