Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Internasional

Sekolah di Bangladesh Dibuka Kembali Walau Gelombang Panas

Perubahan iklim telah berkontribusi pada gelombang panas yang semakin sering, semakin buruk dan semakin panjang selama musim panas di Bangladesh.

29 April 2024 | 07.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar
Ilustrasi gelombang panas ekstrem.[Khaleej Times/REUTERS]

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TEMPO.CO, Jakarta - Badan prakiraan cuaca Bangladesh pada Minggu, 28 April 2024, mengumumkan sekolah-sekolah di negara itu dibuka kembali walau sedang dilanda gelombang panas. Temperatur di Negara Asia Selatan itu bakal tembus di atas 40 derajat Celcius dalam beberapa hari ke depan.    

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Lewat keputusan ini, maka sekolah-sekolah di Bangladesh yang akhir pekan lalu ditutup, dibuka kembali untuk pertama kali meskipun peringatan cuaca panas selam 72 jam diperpanjang sampai 30 April 2024.   

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Sebelumya murid-murid di Bangladesh menikmati libur hari raya Idul Fitri, namun dengan adanya gelombang panas ini, libur mereka pun diperpanjang. Keputusan untuk menutup sementara sekolah-sekolah di Bangladesh, termasuk peringatan gelombang panas, telah menimbulkan waswas terkait persiapan para murid menghadapi ujian akhir. 

“Aktivitas akademik kami terhambat karena libur panjang Ramadan, dan Idul Fitri. Secara akademik, ini adalah waktunya belajar untuk ujian untuk akhir tahun. Kami akan melakukan yang terbaik untuk mengejar ketertinggalan hingga Pemerintah memberikan arahan,” kata Bornali Hossain Kepala Sekolah khusus perempuan, Meherunnesa.    

Kementerian Pendidikan Bangladesh mengatakan sekolah tatap muka setiap hari belum akan dilakukan hingga diterbitkannya pemberitahuan lebih lanjut. Sedangkan kegiatan di luar kelas akan dibatasi karena murid akan terpapar langsung dengan sinar matahari. Walau sudah ada peringatan itu, para orang tua murid di Bangladesh tetap waswas dengan kesehatan anak-anak mereka. 
  
“Cuaca sungguh tak tertahankan. Bagaimana jika anak saya jatuh sakit?,” kata Sumana Ahmed, yang punya putri usia 6 tahun. Para ilmuwan mengatakan perubahan iklim telah berkontribusi pada gelombang panas yang semakin sering, semakin buruk dan semakin panjang selama musim panas.

  

Sumber: Reuters

Ikuti berita terkini dari Tempo.co di Google News, klik di sini

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus