Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Internasional

Selandia Baru Ingatkan Varian Baru Covid-19 Bisa Lebih Banyak

Perdana Menteri Selandia Baru memperingatkan varian Covid-19 akan lebih banyak pada tahun ini, bukan hanya omicron.

8 Februari 2022 | 17.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TEMPO.CO, Jakarta - Perdana Menteri Selandia Baru Jacinda Ardern pada Selasa, 8 Februari 2022 memperingatkan pandemi Covid-19 tidak akan berakhir dengan omicron saja. Selandia Baru harus bersiap menghadapi lebih banyak varian Covid-19 pada tahun ini.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

 

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Peringatan itu disampaikan Ardern dalam pidato pertamanya di hadapan anggota parlemen pada 2022. Saat yang sama terjadi unjuk rasa di luar gedung parlemen di Ibu Kota Wellington menuntut agar aturan Covid-19 dan wajib imunisasi vaksin Covid-19, diakhiri.

 

“Masukan dari para ahli adalah omicron tidak akan menjadi varian terakhir, yang akan kita hadapi tahun ini. Ini belum berakhir, namun bukan berarti kita tidak bisa bergerak maju,” kata Ardern, dalam pidatonya.

Sutradara Kanada James Cameron (kiri) dan produser AS Jon Landau berpose untuk foto, ketika tiba di Bandara Internasional Wellington untuk melanjutkan pembuatan film sekuel Avatar, saat Selandia Baru memudahkan pembatasan yang diberlakukan atas wabah virus corona (Covid-19), di Wellington, Selandia Baru, 31 Mei 2020, dalam gambar ini diperoleh dari media sosial.[Lightstorm Entertainment / Media Sosial via REUTERS]

 

Pemerintah Selandia Baru salah satu yang paling ketat memberlakukan aturan Covid-19 dalam dua tahun terakhir. Ini adalah bagian dari upaya Pemerintah Selandia Baru untuk menghentikan penyebaran Covid-19.

 

Segala kebijakan yang diambil Pemerintah Selandia Baru itu, bisa membuat angka kematian akibat Covid-19 cukup rendah, begitu pula angka positif Covid-19. Selandia Baru, yang punya populasi 5 juta jiwa, mencatat ada sekitar 18 ribu kasus Covid-19 sejauh ini dan 53 pasien berakhir dengan kematian.

 

Sekelompok orang di Selandia Baru mulai marah karena pembatasan ini masih belum berakhir. Ada sekitar 10 ribu ekspatriat di Selandia Baru, yang tidak bisa pulang ke negara mereka bertemu keluarga karena wilayah perbatasan masih ditutup. Ketatnya kebijakan juga membuat para pelaku bisnis putus asa, khususnya yang bergantung pada turis asing.

 

 

Sumber: Reuters

 

 

Selalu update info terkini. Simak breaking news dan berita pilihan dari Tempo.co di kanal Telegram “Tempo.co Update”. Klik https://t.me/tempodotcoupdate untuk bergabung. Anda perlu meng-install aplikasi Telegram terlebih dahulu.  

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus