Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Internasional

Seluruh dunia memusuhi kami

Banyak yang pesimistis, sanksi ekonomi terhadap serbia hanya berdampak kecil. rakyat yang akan menderita.

6 Juni 1992 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

AKHIRNYA dunia pun bertindak terhadap Serbia. Pekan lalu Masyarakat Eropa dan Dewan Keamanan PBB menjatuhkan sanksi ekonomi pada Yugoslavia, yang kini hanya terdiri dari dua republik: Serbia dan Montegro. Inilah hukuman bagi Republik Serbia yang mengirimkan pasukannya ke republikrepublik lain bekas anggota Federasi Yugoslavia yang memisahkan diri, dan dengan brutal mengobarkan peperangan sejak berbulanbulan yang lalu. Hingga Gereja Ortodoks Serbia sendiri mengecam dan mengutuk republik yang dipimpin oleh Presiden Slobodan Milosevic itu. Sanksi itu efektif berlaku sejak pekan ini. Perdagangan luar negeri, seluruh aset Serbia dan Montenegro di luar negeri, dan lalu lintas udara ke dan dari kedua republik dibekukan. Dua bulan terakhir ini yang dilakukan Serbia serba mengerikan. Sebuah rumah sakit bersalin di Sarajevo, ibu kota BosniaHerzegovina, republik yang paling akhir menyatakan merdeka dari Federasi Yugoslavia, ditembaki artileri Serbia, pekan lalu. Padahal di situ ada 173 bayi baru lahir dan 70 wanita yang hamil tua. Masih di pekan yang sama, pasukan Serbia menembaki warga sipil Bosnia yang sedang antre roti. Akibatnya puluhan yang tewas dan lebih dari seratus lukaluka parah. Terhadap Kroasia, republik yang mempelopori pemisahan diri itu, Serbia mengirimi tembakan lewat artileri berat ke arah kota wisata Dubrovnik. Kota kuno yang indah itu mengalami kerusakan yang parah, sejumlah korban jatuh. Padahal 14 ribu serdadu perdamaian PBB ditempatkan di Kroasia. Padahal Kroasia, Slovenia, dan BosniaHercegovina sudah diakui oleh banyak negara, termasuk Indonesia. Dari serangkaian perang saudara yang meletus tahun lalu di bekas Yugoslavia itu diperkirakan sudah lebih dari dua ribu korban tewas dan ribuan yang lukaluka. Sedangkan warga yang mengungsi ke luar negeri sudah lebih dari sejuta. Kesengsaraan itu tak perlu terjadi bila saja pihak Serbia, etnis mayoritas di Yugoslavia, bisa menerima bekas saudara mereka itu memisahkan diri. Gereja Ortodoks Serbia, yang selama berabadabad berpengaruh kuat dalam pemerintahan Serbia, secara tidak langsung menginginkan agar Presiden Milosevic mengundurkan diri. "Rakyat Serbia telah menjadi korban tirani komunis," kata Konperensi Uskup Gereja Ortodoks. Maka kini sebagian rakyat Serbia mulai mendukung gereja dan memprotes pemerintah Beograd. Mereka berbondongbondong, konon sampai berjumlah 50.000, berbaris di Beograd minta Milosevic turun agar sanksi PBB batal. Inilah protes terbesar dari rakyat Serbia terhadap pemerintahnya. Mereka menuding Milosevic sebagai orang yang bertanggung jawab mengobarkan peperangan antara serbia dan etnis lain di (bekas) Federasi Yugoslavia. Tapi sebagian rakyat tampaknya mendukung pemerintah mereka. Mereka yakin pada pernyataan pemerintah bahwa selama ini Serbia dan Montenegro, yang berpenduduk seluruhnya sekitar 10,5 juta jiwa, bisa mencukupi kebutuhannya sendiri. Bila terpaksa, mereka toh bisa belanja lewat pihak ketiga, misalnya lewat Rumania. Dan kata seorang sopir taksi pada Reuters, "Seluruh dunia memusuhi kami. Tapi coba saja kirim tentara kemari, kami akan tetap melawan." Tujuan sanksi PBB memang untuk mendorong rakyat Serbia melawan pemerintahnya. Bila sebagian rakyat tetap mendukung politik pemerintahnya, ditambah pengalaman selama ini bahwa sanksi ekonomi terhadap suatu negara hanya punya dampak kurang berarti, dampak sanksi ini tampaknya belum akan terwujud setidaknya dalam waktu dekat. Maka kata Tomislav Smidling, seorang insinyur, rakyatlah yang akan menderita, bukan para politikus. Sri Indrayati

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus