Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Internasional

Seorang Hakim dari Yale

Senat akhirnya menyetujui Brett Michael Kavanaugh menjadi hakim agung. Dihadang isu perundungan seksual dan sikap partisan.

12 Oktober 2018 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar
Demonstrasi menentang pelantikan Brett Michael Kavanaugh di Capitol Hill, Washington, DC, 6 Oktober 2018.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Surat yang dibacakan di depan Senat Amerika Serikat, Kamis dua pekan lalu, itu ditandatangani oleh lebih dari 2.400 pengajar dan profesor hukum ternama. Pemicunya adalah hasil sidang dengar pendapat calon hakim agung Brett Michael Kavanaugh di Senat pada 27 September lalu. Para akademikus itu menyarankan Senat tak menyetujui pencalonan hakim agung usulan Presiden Donald Trump tersebut karena ”tidak menunjukkan ketidakberpihakan dan temperamen untuk mengisi pengadilan tertinggi di negeri kita”.

Kavanaugh memang emosional menanggapi pengakuan profesor dari California, Christine Blasey Ford, soal serangan seksual yang dialami Ford di sebuah pesta saat remaja pada 1980-an. Selain membantah, Kavanaugh menuding keterangan Ford itu sebagai serangan politik Partai Demokrat. Dalam sidang sebelumnya, ia kerap menyela dan balik bertanya saat informasinya digali oleh senator. Belakangan, Kavanaugh meminta maaf atas sikapnya itu.

Sidang dengar pendapat Kavanaugh yang berlangsung beberapa hari ini memicu kontroversi. Suara publik yang terbelah juga tecermin dari jajak pendapat Gallup yang dirilis pada 3 Oktober lalu: 46 persen mendukung Senat mengkonfirmasi Kavanaugh, 45 persen menentang, 9 persen tidak berpendapat. ”Tidak ada calon sebelumnya yang secara politis terbelah seperti ini,” kata Jeffrey M. Jones dari Gallup.

Peta dukungan dan penentangan yang ketat itu juga yang terlihat dari hasil pemungutan suara Senat, Sabtu dua pekan lalu. Dengan perolehan suara selisih tipis 50 : 48, Kavanaugh lolos sebagai hakim agung untuk menggantikan Antony Kennedy, yang pensiun setelah pengabdiannya selama 30 tahun. Kavanaugh resmi bertugas sebagai hakim agung di pengadilan tertinggi Amerika sejak Senin pekan lalu.

BRETT Michael Kavanaugh adalah figur yang cukup dikenal di Washington, termasuk di pengadilan. Pria kelahiran 12 -Februari 1965 di Washington, DC, itu memperoleh pengetahuan hukumnya dari Yale Law School. Kampus hukum yang berada di New Haven, Connecticut, itu juga -menghasilkan tiga hakim agung di Mahkamah Agung Amerika saat ini: Clarence -Thomas, Sonia Sotomayor, dan Samuel -Alito.

Lulus dari Yale, Kavanaugh menjadi partner di firma hukum DC Kirkland & Ellis. Pada periode inilah dia menjadi penasihat tim yang dipimpin oleh Kenneth Starr, jaksa penuntut khusus yang menyelidiki perselingkuhan Presiden Bill Clinton dengan pegawai magang Gedung Putih, Monica Lewinsky. Sebagai bagian dari tim Starr, Kavanaugh membantu menyusun laporan yang merekomendasikan pemakzulan terhadap Clinton, presiden dari Partai -Demokrat.

Hubungan dekat Kavanaugh dengan Republik dimulai setelah ia bergabung dalam tim hukum calon presiden George Bush menghadapi Al Gore dalam sengketa -penghitungan suara ulang pada 2000 di Florida. Bush akhirnya memenangi pemilihan itu. Saat Bush dilantik menjadi presiden pada 2001, Kavanaugh ditarik untuk bergabung ke Gedung Putih. Di sini ia bertemu dengan Ashley Estes, yang kemudian menjadi istrinya, yang sama-sama bekerja untuk Bush.

Sejak 2001 hingga 2003, Kavanaugh menjadi penasihat Gedung Putih, lalu sekretaris staf, yang ditugasi memberikan materi pengarahan dan dokumen lain kepada presiden. Bush kemudian mencalonkan Kavanaugh sebagai hakim Pengadilan Banding District of Columbia Circuit pada 2003. Nominasinya tertahan di Senat hingga 2006. Penghambat terbesarnya adalah kedekatan Kavanaugh dengan Republik, selain kurangnya pengalaman bidang hukum. Senator Chuck Schumer, politikus Demokrat dari New York, menyebut nominasi itu, ”Bukan hanya memasukkan setetes garam dalam luka sikap partisan. Ini seluruh botol.”

Dalam sidang konfirmasi di Senat, Senator Dick Durbin dari Illinois menyebut Kavanaugh sebagai ”Forrest Gump dalam politik Partai Republik” karena hadir dalam begitu banyak peristiwa dramatis sepanjang kariernya. Senat baru menyetujuinya pada 2006 dengan 57 suara mendukung dan 36 menolak. Selama bertugas di Pengadilan Sirkuit DC, Kavanaugh juga mengajar di Georgetown University Law Center, Yale Law School, dan Harvard Law School.

Saat hakim agung Anthony Kennedy menyatakan akan pensiun Juni lalu, Presiden Donald Trump menyodorkan Kavanaugh untuk menggantikannya. Trump memuji Kavanaugh dalam sidang pencalonannya, 9 Juli lalu. ”Tidak ada seorang pun di Amerika yang lebih memenuhi syarat dan tidak ada yang lebih layak untuk posisi ini,” ujar Trump.

Saat sidang dengar pendapat dimulai pada 4 September, senator Demokrat menggali pendapat Kavanaugh soal pemakzulan presiden. Sebelumnya, Kava-naugh berpendapat bahwa presiden harus dibebaskan dari penuntutan pidana dan gugatan perdata saat menjabat. Ketika ditanya apakah dia akan berutang kesetiaan kepada Trump karena menominasikannya, Kavanaugh mengatakan kesetiaannya adalah pada konstitusi.

Kavanaugh juga seorang Katolik yang taat dan beberapa pendukung hak aborsi takut dia bisa menjadi penentu yang akan mementahkan preseden Roe vs Wade, kasus bersejarah pada 1973 yang melegalkan aborsi secara nasional. Saat Senator Demokrat California, Dianne Feinstein, menanyakan soal ini, Kavanaugh menilai kasus tersebut ”merupakan preseden penting Mahkamah Agung yang telah ditegaskan berulang kali”.

Suasana sidang dengar pendapat mulai berubah pada 14 September setelah senator Demokrat menerima tuduhan secara anonim dari seorang wanita yang mengklaim pernah akan diperkosa Kavanaugh. Dua hari kemudian diketahui pengakuan itu berasal dari Christine Blasey Ford. Beberapa hari kemudian muncul tuduhan serupa dari Deborah Ramirez, teman sekelas Kavanaugh di Yale. Julie Swetnick, teman sekolah menengah atas Kavanaugh, juga mengaku pernah menyaksikan dia melecehkan perempuan secara seksual.

Republik menguasai Senat dengan 51 suara, sedangkan Demokrat 48—termasuk dua kaukus independen. Pengakuan soal dugaan kekerasan seksual ini mendorong empat senator meminta sidang konfirmasi ditunda seminggu untuk memberi kesempatan Biro Penyelidik Federal (FBI) memeriksa latar belakang Kavanaugh. Keempat senator itu adalah Susan Collin, Jeff Flake, dan Lisa Murkowski dari Republik serta Joe Manchin dari Demokrat.

Presiden Donald Trump menyetujui FBI melakukan penyelidikan cepat dengan lingkup terbatas ini. Waktu yang singkat dan ruang lingkup terbatas ini membuat Demokrat tidak yakin akan ada fakta baru yang menguatkan tuduhan terhadap Kavanaugh. Seusai penyelidikan FBI itu, sejumlah senator menilai bukti yang mendukung tuduhan terhadap Kavanaugh tidak memadai. Collin, Flake, dan Manchin akhirnya mengkonfirmasi Kavanaugh, tapi Murkowski bersikap sebaliknya.

Pemungutan suara 6 Oktober menghasilkan 50 suara mendukung Kavanaugh, 48 menolak. Senator Joe Manchin menjadi satu-satunya dari Partai Demokrat yang mendukung Kavanaugh. Senator dari Alaska, Murkowski, satu-satunya dari Republik yang menolaknya. Senator Steve Daines dari Republik diizinkan absen dalam pemungutan suara untuk menghadiri pernikahan putrinya karena selisih akhir sudah bisa mengamankan Kavanaugh ke kursi hakim agung.

ABDUL MANAN (VOX.COM, WASHINGTON POST, NEW YORK TIMES, GUARDIAN)

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya
Abdul Manan

Abdul Manan

Meliput isu-isu internasional. Meraih Penghargaan Karya Jurnalistik 2009 Dewan Pers-UNESCO kategori Kebebasan Pers, lalu Anugerah Swara Sarasvati Award 2010, mengikuti Kassel Summer School 2010 di Jerman dan International Visitor Leadership Program (IVLP) Amerika Serikat 2015. Lulusan jurnalisme dari kampus Stikosa-AWS Surabaya ini menjabat Ketua Umum Aliansi Jurnalis Independen Indonesia 2017-2021.

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus