BAGHDAD, ibu kota Irak, dihantam bertubi-tubi oleh rudal Iran sejak Senin. pekan lampau. Teheran mengaku telah menembakkan rudal jarak jauh ke Kota Baghdad, dan menghujani enam kota lainnya dengan roket. Jalur militer Irak yang vital juga tak luput dari serangan mereka. Tentang ini semula Irak tidak berkomentar. Tapi, Rabu lalu, presiden Irak Saddam Hussein bicara tentang "rudal darat ke darat Iran yang diberikan oleh Arab-Arab pengkhianat". "Satu rudal telah ditembakkan ke Baghdad, mengguncangkan sekali lagi pilar penyangga penguasa Irak," demikian laporan kantor berita Iran, Irna. Diberitakan, kota pelabuhan Basra terus-menerus digempur artileri Iran, begitu pula jalur suplai yang menghubungkan Divisi Ketiga dan Keempat Angkatan Darat Irak. Penembakan Rabu lalu, katanya, dimaksudkan sebagai serangan balasan terhadap gempuran rudal Irak yang melabrak Teheran. Tapi Irna rupanya merasa tidak perlu lagi mengajukan alasan untuk gempuran dua rudal yang kembali menghajar Baghdad, Ahad lalu. Malah seakan menepuk dada, Irna menulis tentang dua rudal yang diluncurkan serentak dari dua pangkalan terpisah. Inilah serangan ketujuh yang bisa saja merupakan titik balik bagi keJayaan Teheran. Tak heran bila presiden Iran Ali Khamenei bicara tentang "tekanan Irak yang diakhiri oleh tekanan lain yang lebih besar lagi". Sebaliknya, kepada delegasi perdamaian India ia tidak sesumbar, malah berjanji menghentikan perang bila perlu. Dia menyinggung soal gencatan terbatas, tapi menolak penyelesaian sengketa. Sikap ini bisa dimaklumi karena Khamenei memang selalu menggalakkan perang, apalagi Iran tampaknya berada pada posisi lebih menguntungkan. Apa yang terjadi di front Irak sampai negeri ini tidak segera membalas rudal Teheran? Agaknya, anak buah Saddam Hussein terperanjat. Setelah tiga pekan berjaya dalam pertempuran antarkota, mereka mungkin kehabisan rudal. Atau sedang menyusun taktik baru ? Satu hal pasti, menlu Irak Tariq Aziz berkunjung ke Moskow, membicarakan soal rudal. Kabarnya, Aziz minta persetujuan agar rudal Soviet bisa dimanfaatkan. Sekjen PBB Javier Perez de Cuellar pekan lalu pula berkunjung ke Arab Saudi dalam upaya mengakhiri perang. Dia berusaha membujuk kedua pihak yang bersengketa supaya menghentikan serangan terhadap sasaran sipil. Iran kabarnya setuju, tapi menuntut agar hantaman Exocet terhadap tanker minyak sekitar terminal Pulau Kharg juga segera dihentikan.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini