INSIDEN kapal torpedo itu selesai dalam lima hari. Rabu petang pekan lalu, dengan dikawal kapal angkatan laut dan polisi perairan Korea Selatan, kapal "hanyut" itu bergerak meninggalkan Kunsan menuju Laut Kuning, tempat pihak RRC bersiap menerima upacara penyerahan. Kapal torpedo itu membawa enam jenazah serta 13 awak - dua di antaranya baru pulih dari luka tembak. "Tidak ada motif politik dalam peristiwa ini," kata menteri kebudayaan dan penerangan Korea Selatan, Lee Wong-hong, berkali-kali. Tapi, laporan pers yang terbit di Seoul menyiratkan hal lain. Di antara korban yang tewas terdapat dua komisaris politik. Dengan menghabiskan nyawa kedua tokoh penting itu, jelas kiranya para penembak, antara lain seorang operator radio dan seorang perwira navigasi, tidak berniat balik ke Daratan Cina. Lalu, mengapa Korea Selatan ikhlas memulangkan mereka? "Seoul, tampaknya, tidak mau dijadikan batu loncatan oleh para pembangkang Cina yang ingin minggat ke Taiwan," ulas koran South China Morning Post, yang terbit di Hong Kong. Itulah sebabnya, negosiasi antara konsul jenderal Korea Selatan, Kim Chong-hoon, dan wakil direktur kantor berita Xinhua di Hong Kong, Li Chuwen, berjalan mulus. Niat Seoul memulangkan kapal itu bahkan sudah diumumkan sebelum RRC secara resmi meminta maaf bagi kapal patrolinya yang "telanjur" melanggar perairan Korea Selatan. Luwes menghadapi Beijing, sudah tentu Seoul menerima amarah Taipei. "Suatu pemecahan yang sangat disesalkan dan tidak memuaskan," ujar Chu Fu Sung, menteri luar negeri Taiwan. Sejumlah demonstran mendatangi gedung kedutaan besar Korea Selatan di Taipei, melemparkan cat merah, telur, dan tomat busuk, serta berteriak, "Ganyang Korea Selatan," dan "Putuskan hubungan diplomatik dengan Seoul." Seseorang bahkan membakar diri. Di Kusan, polisi Korea Selatan menangkap tiga orang Taiwan yang meneriakkan "Ganyang Cina Komunis" di depan hotel yang ditinggali awak kapal torpedo itu. Di Beijing, kementerian luar negeri RRC segera mengumumkan terima kasih kepada pemerintahan Presiden Chun Doo-hwan. Kendati tanpa hubungan diplomatik, kontak kedua negeri di bidang akademi, olah raga, dan perdagangan memang meningkat belakangan ini.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini