Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Internasional

Sesama Arab

Negara-negara Arab memutuskan hubungan diplomatik dan memecat mesir dari liga Arab setelah mesir menandatangani perjanjian damai dengan Israel di Washington. Permusuhan sesama bangsa Arab meningkat. (ln)

7 April 1979 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

SEJAK menandatangani perjanjian di Washington, Presiden Anwar Sadat menjumpai permusuhan yang menjadi-jadi dari sesama bangsa Arab. Mesir tampaknya mendapat "hukuman" dari perjanjian damainya dengan Israel itu. Negara-negara Arab mendemonstrasikan sakit hati mereka dalam konperensi Baghdad pekan lalu. Biasanya dalam pertemuan semacam itu Mesir tetap hadir. Sekali ini ia tidak. Memang kehadiran Mesir tidak diharapkan setelah giat membekukan keanggotaannya dalam Liga Arab. Bahkan markas besar Liga Arab yang tadinya di Kairo sudah hendak dipindahkan ke Tunis. Tapi paling menyolok absen adalah Oman, Sudan, Somalia dan Jibouti. Keempatnya bersimpati pada langkah Sadat. Namun tidak seluruhnya mereka - 16 Menlu Arab dan wakil Palestina yang hadir di Baghdad itu mempunyai derajat kebencian yang sama terhadap Sadat. Yasser Arafat dari Palestina, tentu saja, bersuara paling keras. Libya dan Suriah juga demikian. Tapi Arab Saudi berpandangan lain. Saudi yang telah menanam banyak uang di Mesir tidak dengan mudah dipaksa melakukan boikot ekonomi total terhadap Kairo. Saudi tidak pula melihat keuntungan dari tindakan mengisolir Mesir yang mengarah pada menjatuhkan Sadat. Keadaan demikian dikuatirkannya cuma akan membuka kesempatan bagi pemimpin Mesir yang lebih radikal, hal yang amat membahayakan bagi Saudi yang sejak lama menjadi sasaran dari negara-negara Arab radikal. Desakan para peserta pertemuan supaya juga melakukan tindakan terhadap Amerika tidak menyenangkan Saudi. Wakil negara-negara Teluk Parsi mendukung Saudi. Timbul ketegangan. Saadun Hamami, Menlu Irak, menskors sidang. Para menlu melakukan kontak dengan pemerintahnya. Ketika sidang dibuka kembali, dicapai kesepakatan maksimal. Mereka sepakat memutuskan hubungan diplomatik dengan dan memecat Mesir dari Liga Arab. Dalam urusan ekonomi, pada prinsipnya mereka setuju "menghukum" Mesir, tapi pelaksanaannya amat tergantung pada kebijaksanaan negara masing-masing. Kelompok Palestina, Libya dan Suriah tidak puas. Mereka bertekad mengambil langkah-langkah tersendiri. Ketika sidang di Baghdad masih berlangsung, Sadat tiba kembali di Kairo akhir pekan silam. Ia disambut sebagai pahlawan perdamaian. Dalam perjalanan pulang dari Washington, ia singgah di Bonn. Kanselir Schmidt menjanjikan bantuan ekonomi pada Mesir. Dalam pidatonya hari itu Sadat menyebut usaha di Baghdad itu sebagai "tidak masuk akal." Katanya, "Bagaimana mereka bisa mengisolir Mesir yang mempunyai penduduk terbesar di dunia Arab?" Di hari yang penuh kegembiraan itu, Sadat juga berjanji untuk melakukan liberalisasi politik di Mesir. Hak-hak Asasi Manusia Mesir akan dijaminnya, tapi tiga kelompok -- kaum kiri, koruptor politik zaman kerajaan dan politikus yang menggunakan agama -- akan tetap disingkirkannya. Segera setelah pertemuan Baghdad berakhir hari Minggu lalu, para duta besar negara-negara Arab -- dipelopori oleh dubes Arab Saudi -- meninggalkan Kairo. Edisi petang Al Akhram, koran terkemuka Mesir, hari itu menulis: "Apakah tengah memutuskan hubungan dengan Mesir mereka bisa membebaskan Palestina?" Harian itu beberapa hari sebelumnya memberitakan pemusatan pasukan Libya di perbatasannya dengan Mesir. Libya akan menyerang? "Setelah mendapat pelajaran di tahun 1977, Gaddafi akan berfikir berkali-kali sebelum menyerang Mesir," kata Sadat ketika masih dalam perjalanan dari Washington. Meski di tahun 1977 tentara Mesir memukul mundur pasukan Lybia di perbatasan, kini Kairo tidak lantas memandang enteng Lybia yang "mendapat bantuan Kuba, Jerman Timur dan Uni Soviet." Dan tentara Mesir pun disiapsiagakan di sekitar perbatasannya dengan Libya.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus