Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Internasional

Raja wafat, hidup raja

Yang dipertuan agung tuanku yahya putra meninggal dunia. malaysia berkabung selama sepekan. diduga yang akan menggantikannya sultan pahang, ahmad shah. (ln)

7 April 1979 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

BENDERA duka berkibar selama sepekan di Malaysia. Serangan jantung telah mengakhiri usia Yang Dipertuan Agung, Tuanku Yahya Putra, hari Kamis pekan silam. Suasana berkabung terjadi di seluruh negeri, terutama di Kelantan, negeri asal almarhum. Acara resmi, kegiatan rutin serta kegiatan dagang dengan segera dibatalkan. Putera Mahkota Yordania, Pangeran Hassan bin Talal, yang seharusnya beraudiensi dengan Yang Dipertuan Agung, terpaksa mengubah acaranya menjadi melawat jenazah. Dari istana, jenazah kemudian dipindahkan ke gedung parlemen yang terletak di pusat kota Kuala Lumpur. Di sanalah Jumat lalu para pelayat -- dari dalam dan luar negeri -- memberikan penghormatan terakhir. Dari Jakarta datang Wakil Presiden Adam Malik, yang bertindak sebagai wakil negara dan rakyat Indonesia, menyampaikan perasaan duka cita. Juga tampak memberikan penghormatan terakhir Presiden Singapura, Benyamin Sheares, Perdana Menteri Muangthai. Kriangsak Chamanand serta Menlu Burma, U Min Maung. Negara-negara lain diwakili oleh dubes mereka di Kuala Lumpur. Jenazah disembahyangkan di mesjid negara Kuala Lumpur setelah sembahyang Jumat selesai. Sebelum diangkut ke Kota Baru, jenazah disemayamkan semalam di Istana. Wafatnya Sultan Yahya dalam usia 61 tahun, secara otomatis menaikkan puteranya, Pangeran Ismail, 26 tahun, ke atas singgasana Kesultanan Kelantan yang ada di Kota Baru. Penobatan berlangsung ketika jenazah belum lagi dimakamkan. Singgasana raja Malaysia yang kosong dengan segera pula diisi oleh Tuanku Ahmad Shah, 49 tahun, Sultan Pahang yang selama ini menjadi timbalan (wakil) Raja Malaysia. Penobatan darurat atas diri Sultan Ahmad Shah dilaksanakan sesuai dengan undang-undang yang mengharuskan diisinya singgasana sebelum pemilihan raja baru berlangsung empat minggu setelah pemakaman. Raja di Malaysia dipilih secara amat unik untuk masa jabatan lima tahun oleh sembilan raja negara bagian. Sultan Yahya yang wafat itu dipilih sebagai raja ke enam pada bulan Juni 1975. Spekulasi di Kuala Lumpur menyebutkan kuatnya dukungan bagi Ahmad Shah untuk terpilih sebagai Raja Malaysia yang ke VII. Raja-Raja Malaysia ini sebenarnya tidak punya kekuasaan politik apa pun. Tapi mereka memainkan peranan penting sebagai kepala adat Melayu. Dengan tetap mempertahankan adat Melayu-dengan Islam sebagai agama negara - penduduk Melayu di Malaysia bisa tetap mempertahankan supremasi mereka di tengah-tengah penduduk Cina yang jumlahnya tidak berbeda banyak dengan penduduk bumiputra.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus