TEMBOK Cina bisa diukur, tapi siapa berani mengukur seberapa jauh sebenarnya kebebasan berpendapat di Cina pada masa reformasi kini? Shen Tong, 24 tahun, bekas aktivis dalam demonstrasi Tiananmen 1989, mencoba melakukannya. Ia merencanakan sebuah jumpa pers, dan antara lain ia mengundang dua wartawan Prancis. Tujuan pertemuan itu untuk menyebarluaskan imbauan dan gagasan aktivis tersebut. Shen Tong antara lain punya ide untuk menyebarkan kuesioner tentang kontrol pemerintah. Lalu ada empat imbauannya: agar pemerintah Beijing menyelenggarakan dengar pendapat tentang Wang Juntao yang dituduh sebagai penghasut peristiwa Tiananmen, yang kini ditahan minta para pembaru partai untuk menciptakan oposisi terbuka mengimbau kelompok bawah tanah agar muncul di permukaan dan minta agar para pemimpin masyarakat berani berbicara. Sial. Polisi menggerebeknya sebelum 1 September lalu, tanggal yang direncanakannya sebagai hari jumpa pers itu. Tong beserta dua rekannya ditangkap, dituduh melakukan perbuatan yang ilegal. Dua wartawan Prancis dideportasikan ke HongKong. Tampaknya Shen Tong salah tafsir. Dulu, setelah demonstrasidi Tiananmen Juni 1989 dibubarkan secara brutal oleh tentara, ia dan sejumlah rekannya meloloskan diri ke Amerika. Lalu ia kuliah di Boston. Juli lalu, lewat jalan yang sah, ia pulang ke Cina. Ia mengadakan beberapa pertemuan dengan rekan-rekan demonstrannya. Sampai di situ tak ada reaksi apa pun dari pemerintah Cina. Bisa jadi Shen Tonglalu menganggap Beijing sudah berubah. Bukankah pada awal tahun Deng Xiaoping, ketika mengunjungi kawasan istimewa Guang Zhou, menyatakan bahwa jalan kapitalisme tak hanya milik Amerika? Deng pun lalu menggeser sejumlah pejabat partai penganut garis keras dengan yang moderat. Tapi Shen Tong ditangkap sebelum rencananya terlaksana. Rumahnya, menurut laporan majalah Far Eastern Economic Review, digeledah oleh polisi. Empat jam, konon, polisi mengobrak-abrik rumah itu. Ketika ditanya oleh ibu Shen Tong, apakah mereka punya surat tugas, para polisi itu malah menuding si ibu tak punya kepercayaan pada pemerintah. Berita ditahannya Shen Tong cepat tersebar. Di Hong Kong dan Nebraska, AS, beberapa orang aktivis hak asasi mengadakan unjuk rasa. Mereka minta agar yang ditahan segera dibebaskan. Tiga anggota gerakan hak asasi di AS menulis surat pada Perdana Menteri Li Peng, mohon kebebasan tiga orang tadi, Jumat dua pekan lalu. Sehari sebelumnya, surat senada dikirimkan kepada Menteri Keamanan Umum Tao Siju. Tampaknya kasus Shen Tong akan membuat para aktivis Tiananmen yang berlindung di luar Cina tak akan berani pulang. Sejumlah aktivis berada di Amerika, dan membentuk organisasi "Demokrasi untuk Dana Cina" yang dipimpin oleh Shen Tong, beberapa lagi di Inggris dan Prancis. Bisa jadi kasus Shen Tong membuat mereka memutuskan untuk menjadi warga negara tempat mereka kini tinggal. Kecuali dalam waktu dekat ini Beijing membuat keputusan lain, misalnya membebaskan tiga orang tersebut. SI
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini