Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Internasional

Si keponakan membunuh

Di kawasan makati, terjadi keributan hingga jebboy buendria terbunuh. keponakan presiden marcos, andrew avelino barbara menembak ketika terjadi keributan gara-gara regunya kalah bertanding bola voli. (ln)

15 Juli 1978 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

SEBAGAI presiden, perdana menteri yang sekaligus merangkap jabatan ketua parlemen, Ferdinand Marcos tentulah amat sibuk di Manila. Tapi kesibukan itu nampaknya kini sedikit bertambah oleh sebuah insiden kecil yang menyebabkan tewasnya seorang anak muda. Kisahnya terjadi tanggal 25 Juni yang lalu. Pada sebuah pertandingan bola voli, regu yang dipimpin oleh Andrew Avelino Barbara -- anak dari saudara perempuan Presiden Marcos -- mengalami kekalahan. Kekalahan itu diikuti oleh suatu keributan. Dan keributan itu membuka kesempatan bagi keponakan Marcos untuk menembakkan senjatanya. Korban yang tewas adalah Jebboy Buendria, 18 tahun, seorang mahasiswa teknik tahun kedua pada Universitas Pilipina. Jebboy ini memang malang. Ia sebenarnya tidak tahu apa-apa mengenai keributan di lapangan voli itu. Sedang berada di tempat tidur untuk istirahat karena menderita demam panas, Jebboy meninggalkan pembaringannya tatkala mendengar keributan di luar. Ketika ia kembali masuk ke rumah, ia cuma sempat berkata kepada ayahnya: "Pak, saya tertembak." Dua hari kemudian anak itu meninggal di rumah sakit. Menembak Orang Tua Seorang agen polisi -- demi keamanan, namanya dirahasiakan -- telah memberikan kesaksian di bawah sumpah bahwa ia telah melucuti senjata genggam dari tangan Andre Avelino Barbara, setelah yang terakhir ini menembak Jebboy dan kedua orang tuanya. Kini kedua orang tua almarhum masih berbaring di rumah karena luka akibat tertembus peluru ukuran 45 milli di lengan dan kaki. Saksi-saksi mata menyebutkan bahwa keponakan presiden itu menembakkan senjatanya secara membabi buta dan menimbulkan panik setelahsebuah botol kosong terlempar ke lapangan permainan. Tidak diketahui siapa yang melemparkan botol kosong tersebut. Kekacauan yang terjadi di kawasan Makati -- daerah elit Manila -- tidak segera bisa diatasi karena bersama keponakan Presiden ada pula sejumlah pengawal. Kabarnya pengawal itu pun ikut menembakkan senjata mereka. "Hanya karena keponakan Presiden terlibat maka kami ini tidak dapat memperoleh keadilan dari pihak penguasa," kara Rodolfo Buendia, 41 tahun, di tempat pembaringannya. Diam sejenak, Rodolfo, ayah Jebboy, kemudian melanjutkan: "Saya yakin Presiden tidak tahu menahu mengenai hal ini. Karena itu saya berharap ia akan memberikan keadilan kepada kami." Dari sumber istana Malacanang diperoleh keterangan bahwa Presiden Marcos telah mengeluarkan perintah kepada Biro Penyelidikan untuk mengusut kejadian berdarah di Makati itu. Tapi polisi di kawasan Makati enggan memberikan keterangan. Seorang polisi dari bagian pengusutan -- tidak suka menyebutkan namanya karena alasan keamanan pribadi -- mengungkapkan bahwa komandan pengawal pribadi presiden, Kolonel Diego, meminta mereka untuk tutup mulut. Keterangan ini ternyata dibantah oleh Diego. Pihak keluarga Barbara sendiri hingga kini tidak mengeluarkan komentar sepatah kata pun. Satu-satunya yang diketahui bahwa ayah dari keponakan Presiden yang terlibat pembunuhan itu adalah seorang kolonel yang saat ini diperbantukan pada kantor kepresidenan.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus