KETIKA India berada di ambang pemilihan umum hampir satu
setengah tahun yang lalu, sulit menemukan orang yang yakin
bahwa Perdana Menteri Indira Gandhi bisa terkalahkan dan Partai
Kongres akan jadi partai oposisi. Tapi hasil pemungutan suara
menciptaIan kenyataan lain. Morarji Desai, 85 tahun, muncul
sebagai orang terpenting India, setelah partainya, Janata --
gabungan hma partai oposisi -- berhasil memenangkan pemilu.
Yang nampaknya tidak diperhitungkan para pengamat waktu itu
adalah kenyataan bahwa kebencian para tokoh oposisi terhadap
Indira Gandhi sudah sedemikian hebatnya, hingga segala
pertentangan di antara mereka dengan mudah teratasi. Kini, 15
bulan setelah penggulingan Indira, ramalan-ramalan mengenai
koalisi yang bakal berumur pendek itu sudah mulai menjadi
kenyataan.
Dua pekan silam, lewat serentetan pertikaian, Perdana Menteri
Morarji Desai telah memecat dua orang menteri dari kabinetnya.
Menteri Dalam Negeri, Charan Singh dan Menteri Kesehatn, Raj
Narain, adalah dua pembesar yang dipecat itu.
Masalah penting yang menimbulkan perbedaan di antara mereka
dengan Desai terutama menyangkut diri Nyonya Gandhi. Meski
sepakat untuk membawa Nyonya Gandhi ke depan mahkamah
pengadilan, Desai nampaknya tetap berkeras untuk mengadili bekas
perdana menteri itu pada sebuah pengadilan biasa. Sedang Singh
mendesak agar diadili saja pada sebuah pengadilan istimewa.
"Kalau di pengadilan biasa, perkara itu akan memakan wiktu
bertahun-tahun," katanya.
Orang-orang Miskin
Menyangkut kebijaksanaan ekonomi, Singh yang berasal dari
keluarga petani juga menganut kebijaksanaan yang berbeda dengan
rekan-rekannya yang berasal dari kota. Dalam salah satu
tulisannya yang disiarkan beberapa waktu yang lalu, Singh antara
lain menulis: "Pusat panggung haruslah dikuasai oleh orang-orang
miskin dan dusun-dusun mereka. Pertanian haruslah diberikan
prioritas utama, industri rakyat harus diberi perlindungan
resmi, dan industri kecil dan menengah harus menanti giliran."
Industri berat nampaknya tidak mendapat tempat dalam
kebijaksanaan ekonomi Singh.
Nampaknya karena kebijaksanaan ekonomi yang populis itulah maka
para pengikut Singh pekan silam menuduh kaum industrialis
sebagai berada di balik pemecatan Singh dari kabinet. Ketika
tuduhan itu belum juga bisa dibuktikan, Singh dan
pengikut-pengikutnya muncul pula dengan sebuah tuduhan lain.
Kali ini, kata mereka, tuduhan itu bisa mereka buktikan. "Singh
adalah bekas menteri dalam negeri, jadi semua informasi yang
menyangkut keselamatan negara ada pada tangannya," kata seorang
pengikut Singh di Delhi pekan silam. Dan yang jadi tertuduh
dengan dakwaan menggunakan kedudukan politis ayahnya untuk
kepentingan dagang, adalah putera Perdana Menteri Desai.
Tuduhan ini dengan segera dijawab oleh Desai. Katanya:
"Orang-orang yang menuduh anak saya itu, saya persilakan
membentuk komisi penyelidikan." Komisi itu sendiri belum
terbentuk, tapi orang India masih ingat tingkah laku Sanjay
Gandhi, putera Indira Gandhi, yang juga dituduh telah
mempergunakan kedudukan politik ibunya ketika masih berkuasa
dahulu.
Apakah Singh dan Narain -- yang terakhir ini adalah teman dekat
Singh -- akan memisahkan diri dari partai Janata? Sebagai salah
satu motor yang menggerakkan mesin Janata untuk menggulingkan
Indira Gandhi 15 bulan yang lalu, Singh telah berjanji untuk
tidak meninggalkan Janata "kecuali kalau saya dipecat." Sekarang
ini ia belum dipecat. Tapi meski demikian ia telah mengumumkan
niatnya mengadakan sebuah rapat umum guna suatu kampanye. Ia
nampaknya menginginkan sebuah pemilihan umum.
Dengan menggunakan jasa baik dua tokoh senior Janata, Jayaprakash
Narayan dan Acharaya Kriplani pekan lalu Desai telah membujuk
Singh untuk membatalkan niatnya itu. Salah satu konsesi yang
diberikan Desai kepada Singh yang bersedia membatalkan niatnya
itu adalah keputusan pemerintah India untuk segera membawa
Indira ke depan pengadilan sebelum tanggal 17 Juli nanti. "Ini
suatu kemenangan bagi Singh," kata sebuah sumber di kalangan
pengikutnya.
Singh akan kembali ke dalam kabinet? "Wah, itu hak prerogatif
Perdana Menteri Desai," kata Chandra Sekhar, ketua partai
Janata.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini