BAGI warga Moskow, Kafe Kropotkinskaya 36 agaknya sudah sepopuler Teater Bolshoi. Dari luar, gedung tua di pojok jalan itu tidak tampak istimewa, tapi di dalam suasananya berbeda. Ada tirai-tirai beledu, dinding berlapiskan wall-paper, ditambah lukisan di atasnya, lalu jambangan bunga pada tiap meja. Seluruhnya nyaman dan membuat orang betah. Lagi pula, pelayan-pelayan di situ gesit, bicara sopan, dan sama sekali tidak kampungan. Agar bisa ikut menikmati atmosfer demikian, orang harus mempersiapkan paling sedikit 20 rubel dan ketabahan untuk antre. Dibandingkan restoran lain di Moskow, yang hidangannya tak bermutu dan layanannya kasar, maka Kropotkinskaya sudah sangat istimewa. Ada yang menyambut Anda di pintu masuk -- seraya membungkuk dan minta maaf karena terpaksa menunggu -- ada yang segera datang begitu melihat sloki Anda kosong. Kapitalisme? "Bukan, inilah perstroika," tukas Andrei Iyodorov, salah seorang pemilik restoran yang kini menjadi simbol usaha swasta di Uni Soviet. Restoran ini adalah impian yang telah dipendamnya selama 15 tahun, dan tiba-tiba bisa terwujud hanya karena Gorbachev. Agar terlaksana, mereka mendapat pinjaman 50.000 rubel dari Bank Negara, ditambah modal yang dapat dikumpulkan sendiri. Sejak dibuka Maret berselang, tidak ada hari yang lewat, tanpa pengunjung antre, di pintu bawah dan di ruang tunggu. Tapi ada 50 koperasi yang bersiap-siap terjun di bidang yang sama. Dalam waktu dekat semangat kompetisi akan mewarnai dunia usaha di Moskow -- sesuatu yang tidak pernah dikenal selama sosialisme terkembang. Bahkan investasi asing di bidang bisnis restoran juga digalakkan. Belum lama ini sebuah restoran India dibuka di Moskow, yang segera akan disusul restoran Cina. Dan tahun depan, hamburger McDonald yang terkenal akan memeriahkan ibu kota Soviet itu. Toh eksperimen usaha swasta tidak berhenti sampai di sini. Akhir Agustus lalu, Izvestia memberitakan bahwa tiga petani dengan bantuan modal pemerintah sudah mendapat izin untuk membuka sebuah usaha peternakan modern. Mereka menyewa 60 hektar tanah dari pertanian negara di Zagorski, 70 km dari Moskow, dan segera mulai dengan 154 anak sapi. Tahun depan peternakan swasta ini sudah bisa menyuplai daging. Tampaknya iklim berusaha -- dalam semangat kapitalis -- mulai terbangkitkan di sana, berkat diberlakukannya UU Usaha Swasta yang didukung partisipasi pemerintah. Sekalipun begitu, tidak segera bisa berjalan lancar. Menurut mingguan Moscow News pejabat yang berwenang mengeluarkan surat izin bekerja lamban. Belum lagi campur tangan polisi dan berbagai "benalu" yang selalu mencoba mengambil keuntungan dalam keadaan seperti itu. Sampai kini sudah 300 usaha swasta dengan 9.357 pekerja, mendapat izin di Moskow. Cukup menggembirakan, memang. Hanya saja ada usaha swasta yang nakal dan membuat Gorbachev marah besar. Pemimpin Soviet ini awal Agustus lalu mendamprat penyulingan alkohol gelap yang menjamur di mana-mana. Tahun 1986 saja, pemerintah sudah menyita 900.000 kilang alkohol gelap dan menurut Pravda sebanyak 200.000 pengusaha vodka gelap sudah diproses, 30.000 di antaranya dikirim ke kamp kerja paksa. Hukuman berat rupanya tidak mempan, hingga tahun ini Gorbachev mengancam dengan hukuman lebih kejam. Dalam satu inspeksi keliling Moskow, Gorbachev mensinyalir bahwa persediaan gula sangat berkurang, gara-gara dimanfaatkan untuk pembuatan vodka gelap yang terkenal dengan nama samogon. "Ini namanya skandal," kecam pemimpin Soviet yang getol melancarkan kampanye antialkohol, bahkan sejak hari-hari pertama ia berkuasa. Ternyata, kampanye itu kurang berhasil -- ada 5,5 juta pecandu alkohol di seluruh negeri -- sementara Gorbachcv kini harus menyediakan waktu lebih banyak untuk kampanye perestroika.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini