Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Internasional

Spanduk Langka yang Menyerukan Penggulingan Xi Jinping Disingkirkan

Spanduk berisi protes terhadap pemerintahan Xi Jinping disingkirkan dari jalanan Beijing. Insiden terjadi menjelang kongres Partai Komunis Cina.

14 Oktober 2022 | 09.37 WIB

Image of Tempo
Perbesar
Spanduk menentang Xi Jinping terpasang di Jembatan Sitong, Beijing. Twitter

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TEMPO.CO, BeijingOtoritas Beijing menyingkirkan spanduk langka protes politik dari jalan layang di ibu kota Cina itu, berdasarkan foto-foto yang beredar di media sosial pada Kamis, 13 Oktober 2022. Pemberangusan spanduk tersebut terjadi hanya beberapa hari menjelang dimulainya kongres Partai Komunis Cina pada Ahad, 16 Oktober 2022.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca: Xi Jinping Berpeluang 3 Periode, 4 Nama Jadi Calon Kuat PM

Seperti dilansir Reuters, spanduk tersebut berisi slogan-slogan, termasuk seruan untuk menggulingkan Presiden Xi Jinping dan diakhirinya kebijakan ketat Covid-19. “Mari kita mogok dari sekolah dan tempat kerja serta singkirkan pengkhianat diktator Xi Jinping,” demikian salah satu slogan di spanduk tersebut.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Seruan tersebut sempat diabadikan dalam video dan Twitter yang diblokir di Cina. Asap terlihat mengepul dari jalan raya di atas tempat spanduk-spanduk tersebut dipasang di distrik Haidian di barat laut Beijing. Haidian adalah rumah bagi beberapa universitas bergengsi di Cina.

Insiden tersebut terjadi pada saat yang sangat sensitif di Beijing. Pihak berwenang sedang bersiaga penuh menjelang kongres ke-20 Partai Komunis Cina yang berkuasa, di mana Xi Jinping diperkirakan akan mengamankan masa kepemimpinannya yang ketiga.

Ini merupakan insiden langka di Cina. Sangat tidak Xi secara khusus disebutkan dalam aksi protes di Cina di mana penduduk menggunakan eufemisme serta ungkapan dan gambar miring untuk menghindari sensor. “Kami tidak ingin tes Covid-19, kami ingin makan; kami tidak ingin dikunci, kami ingin bebas," demikian pesan di spanduk lain yang ditulis dengan huruf berwarna merah.

Kebijakan nol Covid-19 yang diterapkan Cina memicu frustrasi secara luas. Bahkan sering terjadi lockdown yang menyebabkan kerusakan ekonomi yang parah.

Sejumlah polisi tampak berjaga di jalan raya tempat spandung tersebut dipasang. Sejumlah mobil polisi terparkir di tempat itu. Tidak ada jejak spanduk atau api pada Kamis malam itu. Polisi Beijing dan pemerintah kota tidak segera menanggapi permintaan konfirmasi yang dikirim ke akun WeChat resmi mereka.

Istilah pencarian perihal gambar dan topik protes tidak membuahkan hasil di Internet Cina yang sangat disensor, meskipun dapat ditemukan di beberapa referensi tidak langsung. “Ada orang pemberani di Beijing hari ini,” tulis seorang pengguna media sosial Cina dengan menambahkan beberapa jempol dan mawar sebagai bentuk dukungannya.

Pengguna media sosial lainnya menunjukkan dukungannya di WeChat dengan membagikan tautan ke lagu yang sebelumnya kurang dikenal berjudul “Jembatan Sitong” —nama jembatan Haidian—oleh artis bernama Biuya.

Hu Xijin, mantan editor tabloid nasionalis Cina Global Times dan seorang komentator terkenal, mencuit di Twitter: “Cina saat ini stabil, terutama ibu kota Beijing. Epidemi Covid-19 telah dikendalikan dengan baik di sini. Di Beijing tidak ada ketidakpuasan publik yang disebabkan oleh pengendalian epidemi seperti di beberapa tempat terpencil lainnya di Cina.”

REUTERS

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus