SETELAH mengadakan perundingan pendahuluan bagi Konperensi Tingkat Tinggi ASEAN selama tiga hari -- yang kabarnya paling "panas" dalam sejarah perundingan ASEAN -- para pejabat tinggi keenam negara anggota, Sabtu pekan lalu, terbang meninggalkan Bali. Terbetik berita, KTT ASEAN 16 Desember mendatang akan membahas prakarsa dan arah baru dalam kerja sama ASEAN, yang kelak akan dituangkan dalam Deklarasi Manila. Deklarasi itu akan diumumkan di akhir KTT. Para pejabat tinggi yang membahas pokok-pokok KTT tak bersedia menguraikan inti deklarasi. Tampaknya, setelah soal pangkalan militer AS Subic dan Clark ramai diberitakan, para pejabat agaknya lebih berhati-hati menghadapi pers. Namun, sudah pasti, kesepakatan di bidang ekonomi tetap menjadi pembicaraan utama. Perjanjian di bidang perdagangan (Preferential Trading Arrangement) dan kesepakatan kerja sama di bidang industri (ASEAN Indstrial Joint Ventures Schemes) yang sudah berjalan dan dinilai sukses akan dilanjutkan. Dengan berhati-hati, masalah keamanan dibahas juga dalam perundingan pendahuluan KTT itu. Setelah melalui perdebatan yang konon cukup ramai, masalah keamanan akhirnya masuk ke agenda KTT. Masalah Kamboja dan konsep tentang kawasan damai ZOPFAN (Zone of Peace, Freedom, and Netrality) ditetapkan menjadi salah satu pokok bahasan. Menlu Indonesia, Mochtar Kusumaatmadja, mengemukakan, walaupun kehadiran pangkalan militer Subic dan Clark tidak akan disinggung, "Kita mempunyai konsensus yang cukup luas tentang berbagai masalah." Beberapa masalah baru bidang ekonomi juga telah dibicarakan secara liat dalam perundingan di Bali itu, di antaranya dana bantuan Jepang untuk ASEAN sebesar US$ 2 milyar. Hingga perundingan berakhir, belum dicapai kesepakatan bagaimana mendistribusikan bantuan Jepang. Akhirnya disetujui, pembahasan akan dilanjutkan setelah para pejabat ASEAN di bidang ekonomi bertemu dengan pejabat Jepang di Tokyo 30 November dan 1 Desember mendatang. Sekalipun begitu, seorang pejabat menjamin tak akan ada silang pendapat yang tak terselesaikan. "Spirit solidaritas ASEAN masih tinggi," katanya. Jis.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini