Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Internasional

Sungai merah dibebaskan

Jiang qing, janda mao, dibebaskan dari penjara. dengan pertimbangan peri kemanusiaan ia dipindahkan dari penjara qing cheng, beijing, ke sebuah rumah sakit di beijing untuk dirawat kanker tenggorokannya.

31 Desember 1988 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

"JANDA merah" Jiang Qing telah dibebaskan dari penjara. Demikian tulis majalah bulanan Pemuda Cina, trompet resmi Liga Pemuda Cina, 19 Desember lalu. Tapi laporan itu sangat pendek dan merupakan sebuah jawaban atas pertanyaan seorang pembaca. Seorang juru bicara pemerintah Cina, ketika ditanya mengenai hal itu oleh para wartawan Barat, tidak mengiyakan dan juga tidak menolak. Namun, kabar-kabar angin yang beredar di Daratan Cina dan sumber-sumber yang minta disembunyikan identitasnya dalam pemerintahan umumnya membenarkan berita tersebut. Kata mereka, Jiang Qing, 74 tahun, yang menjadi tokoh utama Kelompok Empat, menderita kanker tenggorokan. Oleh karena itulah sekarang ia dari penjara Qing Cheng di Beijing dipindahkan ke sebuah rumah sakit di ibu kota juga untuk dirawat. Konon, ia menolak untuk menjalani operasi. Para dokter, menurut sumber itu sedan mengusahakan penyembuhan dengan jalan lain, antara lain dengan penyinaran. Adapun pelepasan tokoh Revolusi Kebudayaan (1966-1976) yang paling menonjol itu didasarkan pada pertimbangan peri kemanusiaan, antara lain, mengingat usianya yang sudah demikian lanjut. Maksudnya tidak ada pertimbangan politik sedikit pun dalam pembebasan janda ini. Konon, walaupun di dalam penjara harus menghadapi proses "cuci otak" yang cukup lama, ia tak mau mengakui kesalahannya dan selalu berpegang pada argumentasinya di muka pengadilan. Yakni, semua yang dilakukannya tak melenceng sedikit pun dari perintah Ketua Mao. "Saya adalah anjing Ketua Mao," itulah yang selalu dikatakannya di muka pengadilan. Jiang Qing ditangkap bersama dengan tiga tokoh radikal lainnya -- Zhang Chunqiao Wang Hongwen, Yao Wenyuan -- pada Oktober 1976, beberapa pekan setelah Mao meninggal. Ia dituduh berkomplot untuk merebut kekuasaan politik dan memalsukan wasiat Mao Zedong. Atas dasar tuduhan itu pada awal 1981 ia dihadapkan ke pengadilan dan kemudian dijatuhi hukuman mati. Tapi pelaksanaan eksekusinya ditunda selama dua tahun, dan pada tahun itu juga vonis tersebut diganti dengan hukuman penjara seumur hidup. Wanita yang sejak 1938 menjadi istri Mao itu lahir di Zhucheng, sebuah kota kecil di Provinsi Shandong, pada 1914. Ia dilahirkan dari seorang ibu muda, 20-an tahun, yang bersuamikan seorang lelaki pemabuk yang 30 tahun lebih tua. Ketika masih kecil, Jiang Qing diberi nama Shumeng, yang berarti "suci dan sederhana". Ketika remaja, ia sering dipukuli oleh ayahnya. Kepandaiannya main drama telah membawanya ke kelompok seniman kiri, yang pada 1920-an sedang menjadi mode di Shanghai. Ia mengubah namanya menjadi Lan Ping (Apel Biru), dan dengan menyandang nama itu ia mencuat berkat permainannya yang cemerlang. Dengan nama itu dan berkat petualangannya di tempat tidur, ia sempat pula membintangi beberapa film berbau kiri yang dibuat di Shanghai. Tapi latar belakang keluarganya dan namanya yang populer sebagai "piala bergilir" telah menyebabkan ia tak begitu diterima di kalangan "elite" seniman-seniman sayap kiri Shanghai. Ada yang mengatakan, siksaan fisik oleh ayahnya semasa kecil dan perlakuan kawan-kawannya di Shanghai merupakan latar belakang kekejamannya selama Revolusi Kebudayaan. Pada pertengahan 1930-an di Shanghai berlangsung penindasan dan tindak kekerasan terhadap unsur-unsur kiri yang dilakukan oleh pemerintah Kuomintang, Lan Ping bersama dengan banyak penulis, seniman, dan intelektual sayap kiri terpaksa menyingkir ke Yanan, tempat Mao Zedong dan pengikutnya bermarkas dalam rangka merebut kekuasaan politik di Cina. Di sanalah ia mengubah namanya menjadi Jiang Qing (Sungai Merah) dan di sana pulalah ia berhasil menggaet Mao. Tanpa mendengarkan protes teman-teman sejawatnya, pada 1938 Mao mengawini bekas bintang film yang menawan itu. Mula-mula Jiang Qing hanya aktif di belakang Mao sebagai ibu rumah tangga. Tapi sejak 1963 peranannya mulai menonjol, ketika ia mengubah opera Peking dengan memasukkan unsur-unsur revolusioner. Dalam Revolusi Kebudayaan dan sesudahnya, peranannya makin besar. Sampai ia menentukan siapa-siapa lawan politik Mao yang harus dibinasakan. Itu berlangsung terus sampai Mao meninggal, dan Cina berubah iklim. Sementara itu, seperti telah disebutkan, si Sungai Merah tetap merah. A. Dahana

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus