APA yang dilakukan Yasser Arafat setelah pihaknya berunding dengan AS? Ia terus melancarkan diplomasi damai. Jumat pekan lalu, seusai berbincang selama 20 menit dengan Ketua PLO Yasser Arafat di Istana Vatikan, Paus Yohanes Paulus II menyatakan, "Bangsa Palestina dan Israel punya hak fundamental yang sama atas tanah masing-masing." Heran, pertemuan itu tak memancing protes dari organisasi-organisasi masyarakat Yahudi di Eropa dan Amerika, serta pemerintah Israel. Padahal, dalam pertemuan kedua Paus-Arafat ini, pernyataan Paus jauh lebih tajam. Dalam pertemuan pertama tahun 1982, Paus tak menyatakan bahwa bangsa Israel dan Palestina punya hak sama. Imbauan Paus kala itu, yang juga diulangi dalam pertemuan pekan lalu, adalah agar Israel mau berunding dengan bangsa Palestina dan melepas Yerusalem. Sebab, kota suci itu adalah milik bersama umat Yahudi, Kristen, dan Islam. Jawaban Perdana Menteri Israel Menachem Begin saat itu, "Paus tidak bersikap netral." Kini, Israel memang harus mengambil langkah hati-hati, supaya tak bentrok dengan arus politik dunia yang berpihak pada PLO. Apalagi sudah tak ada lagi negara yang mendukung sikap keras Perdana Menteri Yitzhak Shamir, yang tak menghendaki segala bentuk perundingan dengan bangsa Palestina. Baginya, bangsa Palestina tak berhak memiliki negara merdeka. Tapi sejak kunjungan Arafat ke Vatikan, Shamir mulai melunak. Katanya, "Saya punya rencana baru perdamaian Timur Tengah." Dan Presiden Mesir Husni Mubarak agaknya sepakat dengan rencana Shamir yang akan diumumkan sebelum akhir pekan ini. Karena itu, hari Sabtu pekan lalu, Mubarak menyatakan bersedia ke Israel bila diperlukan. "Saya tahu Mubarak berminat membuat usaha besar. Dan saya yakin, bila bertemu, kami akan menghasilkan sesuatu yang berguna," ujar Shamir, menyambut pernyataan Mubarak. Perlu diingat, selain mewakili Mesir, Mubarak membawa aspirasi PLO. Dari pihak Israel pun sekarang ada gerakan tanpa kekerasan. Adalah pernyataan Menteri Luar Negeri Israel Moshe Arens bahwa Israel hendak melancarkan upaya diplomatik buat menarik simpati dari untuk menggagalkan negara Palestina Merdeka. Tampaknya, Israel mulai grogi. Prg
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini